Nahdia juga berpesan kepada para orang tua dan siswa maupun mahasiswa serta pihak instasi pendidikan memberikan pembekalan, pendampingan dan pembinaan agar peserta didik tidak melakukan tindakan anarkis.
“Kami mengajak semua pihak, baik sekolah, orang tua, maupun masyarakat, untuk bersama-sama membimbing dan mendampingi anak-anak kita agar mereka bisa menyalurkan pendapat secara konstruktif,”jelasnya.
Pihak Disdik DKI Jakarta pun telah memberlakukan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi pelajar di tengah situasi dan kondisi aksi massa.
“Keselamatan anak-anak kita menjadi prioritas. Karena itu, kami mengizinkan sekolah untuk menerapkan PJJ sesuai kondisi di lapangan,”tandasnya.
Sebelumnya diinformasikan, ratusan pelajar di bawah umur ikut melakukan demonstrasi besar di Jakarta pekan kemarin.
Berdasarkan hasil penelusuran dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), anak-anak yang terlibat aksi terprovokasi melalui media sosial. Mereka disebutkan diajak oleh teman sebaya, kakak kelas bahkan alumni serta berita dan informasi yang mendorong hal tersebut.
Provokasi atau ajakan tersebut perlu dilakukan pengusutan sebab bisa mengganggu proses belajar serta tumbuh kembang anak.
(dec/spt)
































