Beijing belum mengonfirmasi detail pernyataan Miller. Kantor berita resmi Xinhua, dalam laporan mengenai pertemuan bilateral, tidak secara khusus menyebut proyek pipa tersebut, meski melaporkan bahwa kedua negara menandatangani lebih dari 20 perjanjian kerja sama, termasuk di sektor energi.
Diskusi terkait dengan proyek raksasa ini telah mandek selama bertahun-tahun. Rusia berupaya mendorong realisasi proyek untuk mengompensasi penurunan pengiriman ke Eropa pascainvasi Ukraina, sementara Uni Eropa kini mempertimbangkan larangan penuh impor gas Rusia pada akhir 2027.
Di sisi lain, China lebih berhati-hati karena pertumbuhan permintaan gas melambat dan Beijing khawatir terhadap ketergantungan berlebihan pada satu pemasok.
Setiap kemajuan proyek ini akan menjadi kemenangan diplomatik bagi Presiden Vladimir Putin sekaligus sinyal kuat atas eratnya hubungan dengan China sejak 2022, saat Rusia menghadapi dampak sanksi Barat.
Pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) dalam beberapa hari terakhir berlangsung di tengah meningkatnya tensi global, sementara pemerintahan Trump memperkeras retorika dan mengenakan tarif hukuman terhadap berbagai negara.
Meski begitu, pernyataan Miller kepada media Rusia masih menyisakan banyak pertanyaan.
Selain negosiasi harga yang belum rampung, belum jelas apakah China bisa membeli volume gas fleksibel dari pipa ini atau harus menyerap kapasitas penuh. Belum ada kejelasan pula soal jadwal konstruksi maupun dimulainya pengiriman, serta detail pembiayaan proyek.
“Proyek pembangunan Power of Siberia 2 dan pipa gas Soyuz-Vostok yang melintasi Mongolia, bersama dengan kapasitas pengiriman gas ke China, akan menjadi proyek gas terbesar, paling masif, dan paling padat modal di dunia,” ujar Miller, dikutip media Rusia.
Gazprom juga sepakat meningkatkan aliran gas ke China melalui jalur Power of Siberia yang sudah ada sebesar 6 miliar meter kubik per tahun, dari kapasitas saat ini 38 miliar meter kubik.
Aliran melalui jalur baru di Timur Jauh menuju China, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2027, juga akan melebihi rencana awal 10 miliar meter kubik per tahun, menurut laporan.
(bbn)


































