Logo Bloomberg Technoz

Rupiah pun menempati urutan paling buncit di deretan valuta Asia dengan kinerja terburuk hari ini usai melemah 0,88%.

“Meningkatnya ketegangan sosial dan politik di Jakarta, ditambah aksi ambil untung, menekan nilai rupiah,” kata analis Maybank Myrdal Gunarto, mengutip Bloomberg News.

Di samping itu, para investor menunggu rilis ukuran inflasi favorit The Federal Reserve pada Jumat. 

Laporan Core Personal Consumption AS pada Jumat diprediksi akan mencatat percepatan tahunan tercepat dalam lima bulan, sehingga membatasi ruang The Fed untuk melonggarkan kebijakan dan berpotensi meredam kelanjutan reli aset emerging market di sisa tahun ini.

“Pasar kemungkinan memangkas posisi jual dolar terhadap emerging market menjelang data inflasi PCE AS, di mana setiap lonjakan tak terduga bisa mengganggu kalkulasi pemangkasan suku bunga dan menguatkan dolar AS,” papar Chang Wei Liang, Ahli Strategi Makro di DBS Bank Singapura.

Bank Sentral AS masih menghadapi inflasi yang bertahan di atas target 2% — bahkan cenderung meningkat — di saat pasar tenaga kerja memperlihatkan tanda–tanda pelemahan. Situasi ini membuat arah kebijakan moneter sulit diprediksi.

Yield SUN Melesat

Aksi jual di pasar Surat Utang Negara masih terus berlangsung dengan kenaikan tingkat imbal hasil Surat Berharga Negara di hampir semua tenor. 

Mengacu data OTC Bloomberg, Jumat (29/8/2025), tingkat imbal hasil SUN di banyak tenor, bergerak naik yang mengindikasikan tekanan jual membesar hingga menurunkan harga obligasi pemerintah itu.

SUN tenor 10 tahun mencatat kenaikan yield 5 basis poin ke kisaran 6,359%, lalu tenor 5 tahun kenaikan imbal hasil lebih tinggi sebesar 9,5 bps menjadi 5,75%. 

Begitu juga dengan tenor yang pendek, yield SUN 1 tahun juga mencatat kenaikan 3,2 basis poin, bersama tenor 2 tahun juga naik 3,6 bps, yang masing–masing menjadi 5,322%, dan 5,349%.

Tenor menengah 7 tahun juga mencatat kenaikan yield 3,1 bps ke kisaran 6,081%. Sementara tenor terpanjang yaitu 30 tahun membukukan kenaikan imbal hasil 0,8 bps ke 6,867%.

(fad)

No more pages