Kenaikan harga emas dipicu oleh perkembangan di Amerika Serikat (AS). Bank sentral Federal Reserve tengah menggelar simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming.
Dalam acara tersebut, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell memberikan pidato. Powell mengungkapkan bahwa The Fed akan terbuka akan kemungkinan menurunkan suku bunga acuan dalam rapat bulan depan.
“Stabilitas tingkat pengangguran dan berbagai indikator pasar tenaga kerja lainnya memungkinkan kami untuk memulai proses mengubah posisi (stance) kebijakan moneter dengan hati-hati ,” sebut Powell, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Saat Powell menyampai pidato ini, harga emas langsung naik signifikan. Maklum, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
“Dengan potensi penurunan suku bunga yang membesar, harga emas mungkin saja mencetak rekor tertinggi baru. Pidato Powell adalah katalis yang hilang untuk membuat harga emas reli seperti yang terjadi awal tahun ini,” kata Ewa Manthey, Commodity Strategist di ING Groep NV, juga dikutip dari Bloomberg News.
(aji)





























