Logo Bloomberg Technoz

RAPBN 2026

Subsidi BBM 2026 Rawan Bengkak Jika Rupiah dan ICP Bergejolak

Azura Yumna Ramadani Purnama
15 August 2025 19:00

Seorang petugas mengisi bahan bakar jerigen dengan solar di SPBU PT Pertamina di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan./Bolomberg-Dimas Ardian
Seorang petugas mengisi bahan bakar jerigen dengan solar di SPBU PT Pertamina di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan./Bolomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ekonom memprediksi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) berisiko menembus Rp170—Rp180 triliun jika harga Indonesian Crude Price (ICP) bergerak sekitar US$80—US$85 per barel dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menembus Rp16.500 per dolar.

ICP di dalam RAPBN 2026 ditargetkan di level US$70/barel, sedangkan besaran subsidi BBM dan LPG 3 Kg dipagu senilai Rp105,41 triliun.

Head of Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman menyatakan, selain dua variabel tersebut, tren konsumsi dalam negeri dan harga minyak dunia juga akan menentukan besaran subsidi BBM yang akan merembes pada tahun depan.


“Dalam skenario tersebut, beban subsidi energi untuk BBM saja bisa mendekati atau bahkan melampaui Rp170—Rp180 triliun, terutama jika asumsi harga dan kurs di RAPBN terkesan terlalu optimistis,” kata Rizal ketika dihubungi, Jumat (15/8/2025).

Adapun, kuota BBM Solar untuk APBN 2026 diusulkan 18,531 juta kiloliter (kl) sampai 18,74 juta kl, Pertalite (yang menggunakan skema kompensasi) 31,23 juta kl, dan minyak tanah diusulkan sebesar 0,517 juta kl sampai 0,535 juta kl.