Sementara itu, ada beberapa kota mengalami penurunan popularitas secara tahunan, seperti Bandung sebesar -0,9%, Badung sebesar -0,8%, Bogor sebesar -0,7%, Cimahi sebesar -0,5% dan Jakarta Pusat sebesar 0,5%.
Marisa mengungkap, berdasarkan rentang usia permintaan rumah rentang usia 45–54 tahun menjadi kelompok terbanyak sepanjang paruh pertama 2025 , dengan proporsi 26,5%.
Kelompok usia ini umumnya telah memiliki kestabilan finansial yang lebih baik dibandingkan generasi yang lebih muda, sehingga lebih siap secara ekonomi untuk mengambil keputusan besar seperti pembelian properti.
"Kelompok usia 25–34 tahun mencatatkan 25,5% dari total pengguna. Kelompok ini terdiri dari generasi Gen Z dan Milenial awal yang mulai memasuki fase mapan dan mulai mempertimbangkan kepemilikan hunian," jelasnya.
Kemudian, disusul oleh usia 18–24 tahun sebesar 21,3%, usia 35–44 tahun sebesar 17,4%, usia 55-64 tahun sebesar 9,0%, dan usia di atas 65 tahun sebesar 0,5%.
Kata Marisa, market pool dari generasi muda dengan rentang usia 18–34 tahun masih sangat besar, karena mencakup hampir setengah dari total pengguna.
"Ini menunjukkan adanya potensi pasar jangka panjang yang signifikan dari kalangan Gen Z dan Milenial, yang meskipun secara finansial belum sekuat kelompok usia lebih senior. Namun, memiliki ketertarikan tinggi terhadap properti dan dapat menjadi target utama dalam strategi edukasi, pemasaran, hingga pembiayaan hunian ke depan," pungkasnya.
(ell)
































