Ia menguraikan, per Mei 2025, proporsi enquiries rumah sewa mulai mendominasi dengan porsi sebesar 51,2%, dan terus meningkat hingga 52,3% pada Juni 2025. Kenaikan ini menunjukkan tren yang konsisten sejak awal tahun.
"Proporsi permintaan rumah sewa sebenarnya telah mengalami peningkatan signifikan sejak periode 2021–2022, ketika masyarakat cenderung menunda pembelian rumah dan memilih opsi sewa," jelasnya.
Kata Marisa, enquiries untuk sewa hanya berada di kisaran 20%, sementara sisanya didominasi oleh minat beli. Namun pada 2023, proporsi sewa mulai naik ke angka 40%, meski sempat turun ke kisaran 35–39% di tahun 2024.
"Tren ini mengindikasikan pasar sewa menjadi cukup kuat dan menjanjikan, sehingga bisa menjadi peluang menarik. Khususnya bagi kelompok investor yang ingin mendapatkan pendapatan pasif dari properti sewa," pungkasnya.
(ell)































