Volatilitas ekonomi dan geopolitik telah membuat konsumen berhati-hati dalam membeli barang-barang mahal, sementara berakhirnya subsidi kendaraan listrik di AS kemungkinan akan memberikan pukulan lebih lanjut terhadap permintaan.
Saham CATL yang diperdagangkan di Hong Kong turun sekitar 3% pada Kamis (31/7/2025) pagi, melanjutkan penurunan yang dimulai pada Rabu setelah salah satu pelanggan utamanya, Tesla Inc., menandatangani kesepakatan pasokan baterai senilai US$4,3 miliar dengan LG Energy Solution Ltd. (LGES) Korea Selatan.
Analis di berbagai bank, termasuk JPMorgan Chase & Co. dan Citigroup Inc., menaikkan target harga mereka karena kinerja keuangan yang kuat.
Jack Lu dari Morgan Stanley mengatakan bahwa meskipun margin kotor baterai dipengaruhi oleh volatilitas mata uang dan harga logam, perusahaan sebagian besar telah melakukan lindung nilai melalui integrasi daur ulang baterai dan instrumen keuangan.
Namun, analis Goldman Sachs Group Inc., Eric Shen, menurunkan rekomendasinya untuk saham CATL yang diperdagangkan di Hong Kong menjadi netral.
CATL menyelesaikan pencatatan saham terbesar di dunia tahun ini pada Mei, ketika mengumpulkan dana sebesar HK$35,7 miliar di Hong Kong.
Dana tersebut akan membantu mendanai ekspansi senilai US$7,6 miliar di Eropa, di mana CATL dapat melokalisasi produksi melalui pabrik-pabrik di Jerman dan Hungaria untuk menghindari tarif impor dan mendapatkan eksposur yang lebih besar ke pasar yang lebih menguntungkan daripada China — di mana margin keuntungannya rendah akibat perang harga kendaraan listrik yang berkepanjangan.
Tarif AS telah menambah ketidakpastian yang dihadapi pemasok China seperti CATL, yang pelanggannya mencakup banyak produsen mobil besar dunia termasuk Tesla, Volkswagen AG, dan Ford Motor Co.
Pencantuman CATL dalam daftar hitam perusahaan yang diduga terkait dengan militer China oleh Departemen Pertahanan AS semakin memperumit prospeknya.
Pendiri dan Chairman CATL Robin Zeng mengecam langkah tersebut dan Ford terus mendorong rencana untuk melisensikan teknologi CATL di pabrik yang sedang dibangun oleh produsen mobil AS tersebut di Michigan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.
Selain geopolitik, CATL juga menghadapi penurunan harga baterai karena biaya bahan baku utama yang turun.
BYD Co., merek kendaraan listrik terlaris di China sekaligus produsen sel baterai, membatalkan rencana pembangunan pabrik pengolahan litium di Chili karena penurunan harga, sementara produsen lain telah memperingatkan tentang kesulitan pasar yang sedang berlangsung.
CATL mengatasi tantangan ini dengan mendiversifikasi bisnisnya, termasuk sasis kendaraan listrik yang dapat membantu produsen mobil mempercepat pengembangan kendaraan mereka.
Produsen baterai tersebut juga menyatakan bahwa tambang Yichun miliknya tetap beroperasi normal dan telah mengajukan permohonan perpanjangan izin pertambangan, yang akan berakhir pada 9 Agustus, kepada pemerintah daerah dan biro sumber daya setempat.
(bbn)
































