Logo Bloomberg Technoz

Dalam sepekan terakhir, harga emas dunia melorot 3,2% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga minus 1,76%.

Kabar dari Amerika Serikat (AS) jadi sentimen negatif bagi harga emas. Dini hari tadi waktu Indonesia, bank sentral AS Federal Reserve mengumumkan hasil rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC).

Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 4,25-4,5%. Dalam voting, 9 dari 11 anggota FOMC sepakat untuk hold. Sementara 2 lainnya yaitu Anggota Dewan Gubernur Christopher Waller dan Michelle ‘Miki’ Bowman memilih penurunan 25 basis poin (bps).

“Terlalu banyak, banyak ketidakpastian yang harus diselesaikan. Rasanya kita belum mendekati akhir dari proses itu,” tegas Powell dalam konferensi pers usai rapat, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

Suku bunga yang belum turun membuat nilai tukar mata uang dolar AS melesat. Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang dunia) berada di posisi terkuat sejak Mei.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga belum turun.

Emas juga merupakan aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika mata uang Negeri Adikuasa terapresiasi, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata yang lainnya.

(aji)

No more pages