Logo Bloomberg Technoz

Trump sebelumnya, pada 14 Juli, menetapkan tenggat waktu 50 hari bagi Rusia—yang berarti jatuh pada 2 September—dengan ancaman sanksi ekonomi berat jika Putin tidak menghentikan perang. Namun, ancaman itu tidak menghentikan agresi Rusia, yang justru meningkatkan serangan rudal dan drone ke kota-kota Ukraina.

Pemerintah Rusia belum memberikan komentar publik terkait tenggat baru tersebut. Namun, nilai rubel anjlok lebih dari 2%, melewati level 81 per dolar di Moskow—angka terlemah sejak pertengahan Mei—usai pernyataan Trump. Sementara itu, harga minyak naik karena kekhawatiran bahwa ketegangan AS-Rusia akan mengganggu pasokan global.

“Kita akan terapkan sanksi sekunder, kecuali kita bisa mencapai kesepakatan. Mungkin kita akan dapatkan kesepakatannya, saya tidak tahu,” ujar Trump.

Awal bulan ini, Trump juga mengancam akan menerapkan tarif 100% terhadap Rusia jika perang tidak dihentikan. Sanksi sekunder yang dimaksud ditujukan bagi negara-negara yang tetap membeli ekspor Rusia seperti minyak—yang oleh Washington dan sekutu Kyiv dianggap sebagai bentuk dukungan diam-diam terhadap Moskow.

Senator AS Lindsey Graham dari Partai Republik juga telah menggalang dukungan bipartisan untuk rancangan undang-undang yang akan memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia.

Meski demikian, Trump sebelumnya kerap mengancam sanksi ekonomi terhadap Putin tetapi menahan diri agar masih ada ruang untuk negosiasi. Jika ia benar-benar menerapkan sanksi sekunder, dampaknya bisa meluas ke India dan China—dua mitra dagang utama yang saat ini tengah menjalin negosiasi dagang dengan AS. Trump sedang berupaya menurunkan tarif dan hambatan perdagangan dengan New Delhi, serta memperpanjang gencatan dagang dengan Beijing yang sedang dirundingkan di Stockholm.

“Saya kira tenggat waktu yang lebih pendek ini muncul karena tenggat 50 hari sebelumnya dianggap terlalu lama,” kata Charles Lichfield, wakil direktur GeoEconomics Center di Atlantic Council, Washington. “Selalu ada kecenderungan memberi sedikit kelonggaran kepada Putin, sedikit waktu.”

Namun, menurut Lichfield, pemerintahan Trump tidak mungkin benar-benar memberlakukan tarif 100% terhadap pembeli utama energi Rusia seperti China, India, dan Uni Eropa, mengingat kompleksitas hubungan dagang dengan negara-negara tersebut. “Saya pikir banyak pihak bisa memahami hal itu,” katanya, seraya menyarankan pendekatan bertahap dengan tarif awal di kisaran 10%-20%.

Kekecewaan terhadap Putin

Ancaman terbaru Trump—disertai pemangkasan tenggat waktu—menggambarkan rasa frustrasi yang makin besar terhadap Putin.

“Saya sudah tidak tertarik bicara lagi,” kata Trump. “Dia bicara. Kami punya percakapan yang baik, sangat sopan dan menyenangkan, lalu orang-orang mati malam itu juga—karena rudal menghantam sebuah kota.”

Trump kembali menjabat dengan janji menyudahi perang Rusia-Ukraina dengan cepat, dengan alasan hubungan pribadinya yang kuat dengan Putin. Namun hingga kini, Rusia justru menanggapi dengan tuntutan maksimal terkait wilayah Ukraina, serta menolak ajakan dialog langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Awalnya, Trump sempat menyalahkan Zelensky sebagai penghambat perdamaian. Namun belakangan, nada bicaranya terhadap Putin juga mengeras, menuduh pemimpin Rusia itu tidak tulus menghentikan perang meski telah dilakukan berbagai upaya diplomasi.

Sementara itu, sekutu NATO ikut meningkatkan tekanan terhadap Putin. Jerman dilaporkan sedang menggelar pembicaraan lanjutan dengan AS dan sekutu lainnya untuk mengirim tambahan sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina. Pemerintah Zelensky menempatkan pertahanan udara sebagai prioritas utama, menyusul rentetan serangan udara Rusia yang menghancurkan kota-kota Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

Negosiasi antara Ukraina dan Rusia di Istanbul sempat menghasilkan pertukaran tahanan, namun belum ada kemajuan nyata dalam upaya mengakhiri perang yang dimulai dengan invasi Rusia pada Februari 2022.

“Rusia bisa jadi negara yang sangat makmur, bisa sangat kaya, dan bisa berkembang pesat melebihi negara mana pun,” kata Trump, sambil menyebut bahwa Putin tertarik menjalin kerja sama dagang. “Dia sering bicara soal itu.”

“Mereka punya banyak hal berharga,” tambah Trump, sambil menyinggung sumber daya mineral langka Rusia. “Mereka punya logam tanah jarang yang serius, kan? Hampir semua jenis yang Anda butuhkan, mereka punya.”

(bbn)

No more pages