Perusahaan produk kecantikan Conair Holdings dan perusahaan kit rem Power Stop termasuk di antara perusahaan yang peringkatnya diturunkan ke kategori junk oleh Moody's pada kuartal kedua. Pasalnya, ada tekanan yang signifikan pada laba dan arus kas mereka akibat tarif tinggi atas barang-barang yang diimpor dari China dan negara-negara lain.
Dengan adanya volatilitas pasar, jumlah perusahaan yang gagal bayar juga meningkat pada kuartal lalu dibandingkan periode sebelumnya.
Moody's mengatakan lebih dari empat kali lipat jumlah perusahaan yang keluar dari daftar berisiko tinggi gagal bayar dibandingkan dengan perusahaan yang keluar dari daftar dengan peringkat meningkat. Sebagian besar merupakan perusahaan teknologi.
Meski begitu, perusahaan pemeringkat tersebut memperkirakan perusahaan-perusahaan di sektor produk konsumen akan mengalami lebih banyak gagal bayar dalam beberapa bulan mendatang.
Menurut Moody's, bursa utang bermasalah tetap menjadi jenis gagal bayar paling umum. Perusahaan biasanya mengusulkan bursa utang bermasalah—semacam perjanjian restrukturisasi—untuk menghindari kebangkrutan, meningkatkan likuiditas, mengurangi kewajiban, dan mengelola jatuh tempo utang yang akan datang.
Perusahaan-perusahaan milik modal ventura (private equity), yang mencakup 76% perusahaan dalam daftar Moody’s yang sangat berisiko, lebih sering memilih bursa utang bermasalah dibandingkan perusahaan-perusahaan yang bukan milik modal ventura.
"Kami memperkirakan tren restrukturisasi utang di luar laporan ini akan berlanjut sepanjang tahun, mengingat perusahaan-perusahaan milik modal ventura merupakan bagian signifikan dari populasi utang bermasalah kami," tulis para analis.
Menghadapi tantangan likuiditas, jatuh tempo utang yang akan datang, dan suku bunga tinggi, Moody’s memperkirakan perusahaan-perusahaan modal ventura akan memanfaatkan setiap opsi yang tersedia untuk menghindari kebangkrutan, yang akan mengikis kepemilikan saham mereka.
(bbn)






























