Logo Bloomberg Technoz

Jepang terus berusaha mendapatkan pengecualian dari tarif universal Trump dan tarif yang ditargetkan pada barang-barang tertentu oleh AS. Upaya selama tiga bulan hanya menghasilkan cibiran dari Trump terhadap Jepang sebagai “manja” dan mitra dagang yang tidak adil.

Meskipun ada ketegangan, suasana sejak kedatangan Bessent di Jepang tetap optimis. Setelah pertemuan dengan perdana menteri negara tersebut pada Jumat, Bessent mengindikasikan bahwa kesepakatan dengan Jepang masih mungkin tercapai.

“Kesepakatan perdagangan yang saling menguntungkan antara Amerika Serikat dan Jepang masih dalam ranah kemungkinan,” tulis Bessent di X.  

Pada upacara peringatan Hari Nasional AS di Expo pada Sabtu, Bessent menyoroti hubungan dekat antara kedua negara dan mengabaikan kritik Trump terhadap Jepang.

“Jepang adalah sekutu terpenting Amerika Serikat di kawasan Indo-Pasifik,” katanya. “Pada momen kritis dalam sejarah ini, Presiden Trump terus memperkuat aliansi penting ini untuk mewujudkan kemakmuran bersama yang menguntungkan rakyat Amerika dan Jepang.”

Bessent juga mengakui argumen yang diajukan Jepang mengenai kontribusinya terhadap ekonomi AS selama negosiasi perdagangan.

“Jepang tetap menjadi investor terbesar dalam ekonomi kami, sama seperti kami adalah investor terbesar dalam ekonomi Jepang. Kami menantikan untuk terus meningkatkan tingkat ini dan mendorong negara-negara kami lebih jauh lagi,” katanya.

Akazawa kini berlomba dengan waktu untuk mencoba menegosiasikan kesepakatan sebelum 1 Agustus, ketika tarif atas ekspor Jepang ke AS akan naik menjadi 25% dari 10%. Dia telah menyatakan ingin menghapus semua tarif atas Jepang, namun posisi tersebut tampaknya sulit terwujud mengingat kesepakatan yang telah dibuat AS dengan negara lain tetap mempertahankan sebagian tarif.

Salah satu poin krusial bagi Jepang adalah tarif 25% terpisah atas impor mobil ke AS, yang memberikan pukulan berat bagi sektor otomotif vital negara Asia tersebut. Trump mengatakan Jepang secara tidak adil membatasi impor mobil AS melalui hambatan non-tarif.

Tantangan lain bagi Ishiba dan Akazawa adalah pemilihan majelis tinggi Jepang pada Minggu. Survei pemilih menunjukkan koalisi pemerintahan Ishiba mungkin kehilangan mayoritasnya, yang dapat mempersulit pendekatan pemerintah dalam negosiasi tarif.

(bbn)

No more pages