"Ini semua merupakan kesepakatan komersial yang tentu saja harus dilakukan dengan syarat-syarat kompetitif dan bisnis-ke-bisnis," ungkapnya. "Ada hal-hal yang sedang dilakukan, sedang diupayakan, untuk meningkatkan kinerja dan kemampuan Garuda, tentu saja, untuk membeli jet-jet Boeing ini."

Mari Elka menjelaskan bahwa pembelian ini merupakan bagian dari proses berkelanjutan untuk merevitalisasi maskapai penerbangan nasional Indonesia.

Kesepakatan tarif, yang dicapai awal pekan ini antara Presiden Donald Trump dan Prabowo, membebaskan bea masuk impor AS ke Indonesia, dan mencakup rencana negara terbesar di Asia Tenggara ini untuk membeli lebih dari US$19 miliar produk energi dan pertanian AS.

Kesepakatan ini merupakan salah satu yang pertama diumumkan secara global saat AS masih bernegosiasi dengan puluhan negara. Hal ini menyoroti upaya Indonesia untuk menyeimbangkan hubungan ekonomi antara AS dan China secara strategis, serta peran Asia Tenggara sebagai poros krusial dalam dinamika perdagangan global di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.

Mari Elka mengatakan Indonesia akan memberi AS akses yang lebih luas untuk ekspor yang tidak bersaing langsung dengan produk domestik atau yang langka di dalam negeri, seperti gandum dan kapas. Para pejabat memperkirakan dampaknya secara keseluruhan terhadap impor relatif kecil.

"Ini bukan tentang membuka pasar sepenuhnya dan menyerahkan segalanya kepada AS," sebutnya. "Ini lebih bernuansa dan seimbang daripada yang mungkin terlihat oleh pihak luar."

Mari Elka menegaskan kesepakatan ini menguntungkan Indonesia dengan mengamankan tarif lebih rendah dibandingkan pesaing untuk ekspor utama ke AS, seperti minyak sawit.

"Namun, tentu saja kami akan terus berunding dengan AS," imbuhnya. "Ada komponen lain dalam kesepakatan dagang yang tentu saja kami harapkan manfaatnya lebih besar bagi kami."

(bbn)