Logo Bloomberg Technoz

Bank Indonesia mengatakan, telah mengintervensi pasar di spot valas, pasar obligasi domestik juga pasar NDF offshore. Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, intervensi dilakukan untuk menstabilkan rupiah agar sejalan dengan fundamentalnya, dilansir dari Bloomberg News.

Pelemahan rupiah dinilai sejalan dengan tekanan yang juga dialami oleh mata uang Asia lain. Sepanjang hari ini, hampir semua mata uang Asia memang melemah tertekan oleh dolar Amerika.

Peso memimpin pelemahan, sedang rupiah jadi yang terburuk kedua di Asia pada penutupan pasar. Hanya baht, dolar Taiwan serta dolar Hong Kong yang masih menguat terhadap the greenback.

DXY, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, masih bergerak menguat di kisaran 98,71.

Tekanan terhadap rupiah dan hampir semua mata uang emerging market hari ini sulit dilepaskan dari sentimen negatif pasar global di seputar isu penggantian Gubernur Federal Reserve Jerome Powell oleh Pemerintahan Donald Trump, yang dikhawatirkan mengerosi independensi salah satu bank sentral paling berpengaruh di dunia tersebut.

BI memandang, ketidakpastian pasar masih tinggi terutama melihat hasil negosiasi dagang AS dengan berbagai negara, ditambah ketegangan Trump versus Powell juga menambah kegelisahan pelaku pasar.

Kekhawatiran terkait Powell mengerek tingkat imbal hasil US Treasury, surat utang pemerintah AS. Alhasil, selisih yield dengan surat utang RI pun kian menyempit di kisaran 208 bps.

Itu pula yang memicu tekanan jual di pasar surat utang negara hari ini. OTC Bloomberg menunjukkan, yield SUN di semua tenor merangkak naik terutama tenor 5Y yang naik 3 bps, lalu tenor 10Y juga naik 1,6 bps. Tenor 8Y naik terbanyak hingga 3,7 bps.

Kenaikan yield surat utang adalah indikasi tekanan harga akibat permintaan jual yang meningkat.

Sementara itu, di pasar saham, IHSG masih melanjutkan reli dengan penguatan 1,25% jelang penutupan pasar pukul 16.00 WIB nanti. Saham perbankan masih banyak diburu pasca keputusan penurunan BI rate, selain saham-saham sektor konsumer dan teknologi.

(rui)

No more pages