Menguatnya IHSG merupakan efek secara langsung dari melesatnya sejumlah saham Big Caps.
Deretan saham unggulan, Rabu (16/7/2025) pada Sesi I, berdasarkan data Bloomberg.
- Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menyumbang 13,86 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyumbang 8,27 poin
- Chandra Daya Investasi (CDIA) menyumbang 4,73 poin
- Telkom Indonesia (TLKM) menyumbang 3,43 poin
- Bank Mandiri (BMRI) menyumbang 2,63 poin
- Bank Negara Indonesia (BBNI) menyumbang 2,5 poin
- GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menyumbang 2,15 poin
- Energi Mega Persada (ENRG) menyumbang 2,03 poin
- Bank Central Asia (BBCA) menyumbang 1,79 poin
- Bumi Resources Minerals (BRMS) menyumbang 1,57 poin
Perhatian investor tertuju ke Thamrin di mana kantor pusat Bank Indonesia berada. Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat sudah menggelar pertemuan sedari kemarin, dan akan mengumumkan hasil RDG, pada siang hari nanti.
Rapat Dewan Gubernur BI yang telah digelar sejak 15 Juli kemarin dan telah diagendakan akan mengumumkan keputusan siang nanti pukul 14.00 WIB, diestimasikan akan menghasilkan vonis Hold untuk BI Rate tetap ada di level 5,5%.
Mengacu konsensus yang dihelat oleh Bloomberg, sebanyak 18 dari 33 Ekonom/ Analis yang disurvei, mengestimasikan BI Rate akan bertahan di level 5,5%. Sedang, 15 diantaranya memperkirakan BI Rate akan dipangkas 25 bps menjadi 5,25%.
Artinya, konsensus pasar untuk keputusan RDG BI hari ini tidak bulat. Porsi itu dinilai mempertimbangkan ketidakpastian global yang dinilai masih besar, di tengah sentimen tarif perdagangan AS yang digagas Donald Trump.
Tingkat tarif yang lebih rendah ketimbang vonis semula, yaitu menjadi 19%, termasuk yang terendah di ASEAN, pada satu sisi mungkin melegakan. Namun, tarif riil serta penghapusan tarif barang impor AS, juga kesepakatan pembelian produk energi dan pertanian serta pesawat, dipandang akan berdampak tak kecil terhadap kinerja dagang RI ke depan serta nasib pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
“Kesepakatan dagang dengan AS ini menambah lapisan kerumitan bagi keputusan Bank Indonesia pada Rabu sore ini,” kata Brendan McKenna, Strategist dari Wells Fargo, salah satu bank terbesar di AS, mengutip Bloomberg News, Rabu siang ini.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, Indonesia terkena tarif 19%, lebih kecil dibanding tarif sebelumnya 32% dan menjadi yang terendah kedua di Asia Tenggara setelah Singapura yang hanya terkena 10%.
Sebagai ganti tarif yang lebih rendah, Indonesia membebaskan semua barang impor dari AS dengan tarif nol persen, ditambah komitmen pembelian produk energi AS hingga senilai US$15 miliar, produk pertanian senilai US$4,5 miliar, dan 50 Jet Boeing, banyak di antaranya adalah Boeing 777.
Salah satu yang memprediksi BI Rate bakal ditahan adalah Tamara Mast Henderson dari Bloomberg Economics. Menurut Henderson, BI masih harus berfokus untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Meskipun kian landai, tetapi rupiah masih membukukan pelemahan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang 2025 (year–to–date/ytd), mata uang Tanah Air terdepresiasi 0,12% terhadap greenback.
“(Penguatan) rupiah masih tertahan karena AS mengumumkan tarif yang mengecewakan. AS belum berkenan menurunkan tarif meski Indonesia menawarkan berbagai konsesi sehingga memberi tekanan terhadap rupiah,” sebut Tamara dalam risetnya.
Terlebih, ia melanjutkan, BI sudah memangkas suku bunga acuan 2 kali tahun ini yaitu pada Januari dan Mei. Jika pemotongan berikutnya terjadi terlalu cepat, maka itu bisa mempengaruhi sentimen di pasar, terutama di mata investor asing.
(fad/aji)

































