Namun ada perkembangan baru. Waktu hingga 1 Agustus dimanfaatkan untuk bernegosiasi.
Bagi Indonesia, Trump pun mengumumkan akan ada tarif baru. Indonesia kemungkinan tidak akan terkena tarif 32%, tetapi lebih rendah dari itu.
“Mereka (Indonesia) akan membayar 19%, dan kami tidak membayar apapun. Kami akan punya akses penuh ke Indonesia,” ungkap Trump kepada para jurnalis di Gedung Putih, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Indonesia, lanjut Trump, juga sepakat untuk membeli komoditas energi dari AS senilai US$ 15 miliar. Kemudian ada kesepakatan membeli produk pertanian senilai US$ 4,5 miliar dan 50 unit pesawat Boeing.
“Jika kemudian ada transshipment dari negara dengan tarif yang lebih tinggi, maka tarif itu akan ditambahkan dari tarif yang harus dibayar Indonesia,” tambah Trump.
Indonesia bisa menjadi contoh bahwa dengan negosiasi maka tarif bea masuk bisa diturunkan. Apabila itu bisa terjadi terhadap negara-negara lain, maka perang dagang dalam skala global bisa terhindarkan. Arus perdagangan akan lebih lancar, dan dunia terhindar dari jurang resesi ekonomi.
Emas adalah aset yang dikenal aman (safe haven asset). Saat situasi lebih kondusif, lebih tenang, maka investor biasanya memilih aset yang lebih berisiko dan memberikan keuntungan secara instan.
Kabar lain yang kurang menguntungkan bagi emas adalah rilis data ekonomi terbaru di AS. Kemarin, Bureau of Labor Statistic mengumumkan inflasi AS pada Juni berada di 2,7% year-on-year (yoy). Lebih tinggi ketimbang Mei yang sebesar 2,4% yoy dan menjadi yang tertinggi sejak Februari.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi Juni berada di 0,3%. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,1% mtm dan menjadi yang tertinggi dalam 5 bulan terakhir.
Sedangkan inflasi inti (core) pada Juni ada di 2,9% yoy. Lebih tinggi dari posisi Mei yang sebesar 2,8%.
Adapun inflasi inti secara bulanan adalah 0,2% mtm pada Juni. Juga lebih tinggi ketimbang Mei yang sebesar 0,1% mtm.
Perkembangan ini bisa menyebabkan bank sentral Federal Reserve berpikir ulang untuk menurunkan suku bunga acuan. Saat laju inflasi terakselerasi, maka menjadi sulit untuk menerapkan kebijakan moneter longgar.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas jadi kurang menguntungkan saat suku bunga acuan belum turun.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana proyeksi harga emas untuk hari ini? Apakah mungkin terjadi koreksi 3 hari beruntun?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih terjebak di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49.
RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Namun RSI emas belum jauh dari 50, sehingga bisa dikatakan cenderung netral.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 52. Menghuni area beli (long) tetapi belum kuat, lagi-lagi mengarah ke netral.
Untuk perdagangan hari ini, ada kemungkinan harga emas bisa bangkit dan menguat. Target resisten terdekat adalah US$ 3.333/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di US$ 3.335/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Target paling optimistis atau resisten terjauh ada di US$ 3.395/troy ons.
Adapun target support terdekat adalah US$ 3.324/troy ons. Penembusan di titik ini berisiko melongsorkan harga emas ke arah US$ 3.319-3.317/troy ons.
(aji)































