RI Diminta Alihkan Ekspor ke Pasar Eropa Demi Selamatkan Tekstil
Merinda Faradianti
11 July 2025 15:40

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) memperkirakan pengenaan tarif 32% dari pemerintah Amerika Serikat (AS) yang berlaku mulai 1 Agustus 2025 akan berdampak signifikan pada industri tekstil.
"Skenario untuk industri tekstil memang tidak cukup menyenangkan dampaknya. Karena industri tekstil itu sangat bergantung dengan pasar Amerika, bahkan sampai 60%-70%," kata Peneliti Departemen Ekonomi CSIS Indonesia Riandy Laksono dalam diskusi 'Merespons Kebijakan Tarif Trump: Mendayung di Antara Banyak Karang', dikutip Jumat (11/7/2025).
Namun, di balik itu semua masih ada secercah harapan bagi industri tekstil. Menurut Riandy, secara default [bawaan] ekspor tekstil Indonesia banyak di ekspor ke AS. Akan tetapi, permintaan konsumen terbesar di dunia ini itu sebenarnya Eropa.
"Ini optimismenya, jadi sebenarnya masih bisa dialihkan ke negara maju lain. Karena biasanya yang konteks perdagangannya, kita mengekspor yang kita ahli yaitu padat karya mereka ekspor yang mereka ahli juga yaitu padat modal dan padat teknologi," jelasnya.
"Memang saya bilang tidak akan terlalu gampang karena semua juga melihat ke situ, ke dunia Eropa. Tetapi saya rasa memang tidak ada pilihan lain selain dunia Eropa," tambahnya.

































