Sementara itu, PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) menjadi juara dari sisi kenaikan, melonjak 55,87% ke level Rp2.190 per saham dari harga tertinggi saat listing di Rp1.405. Disusul PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) dan PT Mery Riana Edukasi Tbk (MERI), yang masing-masing naik 34,07% dan 30,23%. COIN naik dari harga IPO Rp100 menjadi Rp244 per saham, dan saham MERI naik dari Rp128 menjadi Rp224.
Performa positif juga dicatatkan oleh PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG) yang sama-sama menguat 25% menjadi masing-masing sebesar Rp400 per saham dan Rp390 per saham.
Tergerusnya harga saham tiga emiten anyar tersebut turut membuat kapitalisasi pasarnya merosot. Kapitalisasi pasar CHEK tercatat sebesar Rp662,25 miliar, PMUI sebesar Rp759,80 miliar dan ASPR sebesar Rp314,59 miliar.
Sebelumnya, Pengamat pasar modal dan Guru Besar Universitas Indonesia, Budi Frensidy, menilai bahwa pasar saham bukanlah sarana ideal untuk menghimpun dana bagi usaha kecil dan mikro. Menurutnya, struktur pasar yang saat ini dikuasai oleh investor institusi menyebabkan saham-saham berkapitalisasi kecil kurang menarik perhatian.
“Pasar modal sejatinya memang bukan sarana yang pas menghimpun dana untuk usaha kecil dan mikro. Kecuali mereka bersedia menyiapkan liquidity provider atau market maker,” ujar Budi.
Dia menambahkan bahwa bahkan perusahaan dengan kapitalisasi pasar hingga Rp1 triliun belum tentu menarik minat investor besar, terutama institusi asing.
“Jangankan UKM, yang market cap ratusan miliar hingga Rp1 triliun pun masih tidak menarik di mata investor institusi,” jelasnya.
Budi juga menyoroti perlindungan investor dalam IPO saham-saham kecil yang dinilainya masih menjadi pekerjaan rumah otoritas pasar. Menurutnya, tantangan perlindungan ini perlu segera dibenahi untuk meningkatkan kepercayaan terhadap emiten-emiten baru di papan perdagangan.
(dhf)