Analisis Musim Kemarau di RI Mundur: Ada Faktor Monsun Australia
Redaksi
09 July 2025 20:30

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat mundurnya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia tahun ini, akibat dinamika atmosfer yang tidak lazim. Hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30 persen wilayah Zona Musim di Indonesia yang mengalami peralihan ke musim kemarau.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers menerangkan salah satu penyebab utama keterlambatan ini adalah lemahnya hembusan Monsun Australia, ditambah suhu muka laut yang tinggi di selatan Indonesia. Kedua faktor ini menyebabkan kelembapan udara tetap tinggi dan memicu pembentukan awan hujan, meskipun periode kemarau seharusnya sudah dimulai.
"Padahal secara klimatologis, pada waktu yang sama, biasanya sekitar 64% wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, dikutip Rabu (9/7/2025).
Kondisi atmosfer ini, lanjut Dwikorita, diperparah oleh pengaruh berbagai fenomena dinamika tropis, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) serta gelombang ekuator Kelvin dan Rossby, yang mendorong terbentuknya awan konvektif dan memperbesar potensi hujan lebat.
"Kendati ENSO dan IOD berada dalam fase netral dan diperkirakan akan tetap netral hingga akhir tahun, curah hujan di atas normal masih terus terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia sejak Mei dan diperkirakan berlangsung hingga Oktober 2025," jelas Dwikorita.
































