Logo Bloomberg Technoz

Bukti Baru China Menang dalam Perlombaan Teknologi AI

Redaksi
09 July 2025 20:40

Pameran MWC Shanghai Juni 2025. (Dok: Qilai Shen/Bloomberg)
Pameran MWC Shanghai Juni 2025. (Dok: Qilai Shen/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Apa yang dicapai perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) asal China tidak boleh disepelekan. Dengan pendekatan open-source dan menghabiskan dana investasi lebih terjangkau membuat Amerika Serikat (AS) wajib waspada karena dominasinya di dunia bisa disalip.

Seperti yang terjadi di banyak industri lain, perusahaan China mulai menarik pelanggan dengan menawarkan kinerja serupa dengan harga jauh lebih murah. Studi Universitas Harvard pada Juni lalu menemukan bahwa China memiliki keunggulan dalam dua aspek utama AI: data dan sumber daya manusia—faktor yang memungkinkan mereka menyusul ketertinggalan teknologi.

Sebagian kalangan industri menilai persaingan ini membawa dunia ke arah 'Perang Dingin Teknologi', di mana banyak negara dipaksa memilih antara ekosistem AI Amerika atau China.

"Faktor penentu siapa yang menang adalah seberapa luas teknologi mereka diadopsi di dunia," ujar Presiden Microsoft Brad Smith dalam sidang Senat baru-baru ini. "Siapa pun yang lebih dulu mencapai adopsi luas, akan sulit tergantikan," dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (9/7/2025).

Di berbagai kawasan seperti Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia, pengguna dari bank multinasional hingga universitas negeri mulai beralih ke model bahasa besar (LLM) buatan perusahaan China seperti startup DeepSeek dan raksasa e-commerce Alibaba sebagai alternatif dari model AI buatan Amerika seperti ChatGPT.