Selama ini, kualitas batu bara biasanya diuji di lokasi pemuatan, langsung dari gerbong kereta. Pemasok seperti Coal India Ltd. kemudian menagih pelanggan berdasarkan hasil uji tersebut.
Namun, batu bara yang sampai ke pembangkit listrik kerap memiliki nilai kalori yang lebih rendah, serta mengandung lumpur atau bahkan batu yang berpotensi merusak mesin pembangkit, ujar para sumber.
Ketidaksesuaian ini memberikan dampak luas bagi sektor kelistrikan yang sangat bergantung pada batubara. Untuk menutup kekurangan nilai kalor, pelanggan harus membeli dalam jumlah lebih banyak—dan biaya tersebut akhirnya dibebankan ke konsumen akhir.
Volume pengiriman yang lebih besar juga menambah tekanan pada jaringan kereta api India yang sudah padat, memperparah kompetisi antara angkutan barang dan penumpang, terutama di musim panas saat permintaan energi melonjak.
Coal India tidak merespons pertanyaan yang diajukan melalui email, sementara Kementerian Energi belum memberikan komentar hingga berita ini diturunkan.
“Masalah ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Coal India tak bisa lagi menutup mata,” kata Rupesh Sankhe, Wakil Presiden Senior Riset di Elara Capital India Pvt. Ltd.
“Pasar batubara India kini mulai berubah dari pasar penjual menjadi pasar pembeli, dan para penambang harus lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan.”
(bbn)




























