Logo Bloomberg Technoz

Arsalan Shahla - Bloomberg News

Bloomberg, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa negaranya tetap terbuka untuk berunding dengan Amerika Serikat (AS). Namun, ia mengaku sulit mempercayai Washington setelah fasilitas-fasilitas nuklir Iran diserang AS bulan lalu.

"Saya yakin bahwa kita bisa dengan mudah menyelesaikan perbedaan dan konflik dengan AS melalui dialog dan perundingan," kata Pezeshkian kepada jurnalis AS, Tucker Carlson dalam wawancara video berdurasi hampir 30 menit yang dilakukan melalui penerjemah dan ditayangkan pada Senin (7/7/2025).

Pezeshkian mengklaim pemerintahan Trump mengizinkan Israel menyerang Iran yang dimulai pada 13 Juni. Serangan tersebut diikuti oleh serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni.

Presiden Iran itu menambahkan bahwa pemboman Israel menargetkan dirinya dan beberapa rekannya secara langsung saat mereka sedang rapat. Ia mengatakan serangan tersebut gagal, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Israel mengklaim telah membunuh sejumlah komandan militer dan ilmuwan nuklir terkemuka Iran selama perang 12 hari tersebut.

Iran dan AS bersiap mengadakan negosiasi nuklir tahap keenam mereka, yang dimediasi oleh Oman ketika Israel memulai serangannya.

Pezeshkian terpilih tahun lalu. Meski berkuasa, sebagian besar keputusan strategis militer dan kebijakan luar negeri Iran diambil oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Pezeshkian mengatakan serangan AS "sangat merusak" infrastruktur dan peralatan nuklir. Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal ke pangkalan udara Qatar yang digunakan pasukan AS. Tidak ada korban luka dalam serangan balasan tersebut karena Iran disebut telah memberi peringatan sebelumnya kepada AS, sehingga pangkalan itu bisa dievakuasi.

"Ada syarat untuk memulai kembali perundingan: bagaimana kami bisa mempercayai Amerika Serikat lagi?" kata Pezeshkian. "Kami memasuki perundingan, lalu bagaimana kami bisa tahu pasti bahwa di tengah perundingan, rezim Israel tidak akan diberi izin untuk menyerang kami lagi?"

"Iran tidak masalah untuk kembali bernegosiasi, tetapi negara kami sekarang menghadapi krisis yang harus kami atasi," imbuh Pezeshkian.

Pekan lalu, Iran menangguhkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menuduh badan pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu membuat laporan bias, yang menurut pejabat Iran memberikan pembenaran atas serangan Israel.

Pezeshkian mengatakan Teheran tetap terbuka untuk bekerja sama dengan IAEA. Namun, katanya, pengawasan baru dari badan yang bermarkas di Wina itu harus menunggu hingga analisis kerusakan selesai.

(bbn)

No more pages