Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa hujan lebat hingga sangat lebat masih terjadi dalam sepekan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Kepala BMKG, Dwikorita mengatakan bahwa masyarakat masih perlu waspada atau bahkan siaga karena curah hujan intensitas tersebut.

“Perlu siaga di berbagai wilayah terutama di Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan wilayah sekitarnya. Nusa Tenggara Barat termasuk Mataram, Maluku bagian tengah, Papua bagian tengah” kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Senin (07/07/2025).

Lebih lanjut, Dwikorita menyebut cuaca pada periode 10 Juli hingga 12 Juli 2024 diprediksi hujan akan bergeser ke wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur. Tentunya hal ini dikarenakan seiring dengan pergeseran gangguan atmosfer dan distribusi kelembabapan tropis.

“Ini perlu waspada untuk wilayah Indonesia tengah dan timur sekitar 10 Juli hingga 12 Juli,”katanya.

“Meskipun Indonesia telah memasuki musim kemarau, dinamika atmosfer dan kelembapan undara di banyak wilayah masih tinggi,” tambahnya.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi potensi hujan tinggi, kata Dwikorita, di antara lain karena aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO). Gelombang ini menyebabkan terbentuknya awan hujan.

Selain itu, fenomena gelombang Rossby dan Kelvin juga turut memperkuat pembentukan awan konvektif di kawasan Pulau Jawa.

“Gelombang Kelvin yang aktif melintas di pesisisr utara Jawa dan Laut Jawa, disertai perlambatan dan belokan angin di Jawa bagian barat dan selatan yang memicu penumpukan massa udara,”jelasnya.

Kemudian pengaruh suhu muka laut di wilayah laut Indonesia yang masih hangat sehingga mendukung pertumbuhan awan hujan.

“Oleh karena itu, BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap waspada, bahkan ini mungkin sudah mulai siaga terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat petir dan angin kencang,”imbauannya.

“Mohon waspadai risiko bencana hidrometorolgi seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, banjir bandang serta gangguan transportasi,”tuturnya.

(dec/roy)

No more pages