Logo Bloomberg Technoz

Meski kemarin turun, harga emas dunia masih membukukan kenaikan 0,08% secara point-to-point.

Oleh karena itu, sepertinya aksi ambil untung (profit taking) kental mewarnai penurunan harga emas. Kenaikan yang sudah cukup tinggi, terutama dalam 3 hari terakhir, membuat investor tergoda untuk mencairkan keuntungan.

Akibatnya, emas mengalami tekanan jual sehingga harganya turun.

Selain itu, perkembangan di Amerika Serikat (AS) juga menjadi pemberat laju harga emas. US Bureau of Labor Statistics melaporkan, perekonomian Negeri Adidaya menciptakan 147.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) selama Juni. 

Angka itu naik dibandingkan Mei yang sebanyak 144.000. Juga di atas ekspektasi pasar dengan perkiraan 110.000.

Data ini memberi indikasi bahwa ekonomi AS masih solid. Kebutuhan akan stimulus, terutama dari sisi moneter, menjadi belum terlalu mendesak.

“Kemungkinan (penurunan suku bunga acuan) pada Juli praktis tertutup dan The Fed (Bank Sentral AS Federal Reserve) akan masuk libur musim panas. Data ketenagakerjaan membuat Powell (Jerome ‘Jay’ Powell, Gubernur The Fed) bisa menerapkan pendekatan wait and see,” kata Gregory Faranello dan AmeriVet Securities, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga belum turun.

(aji)

No more pages