Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Garuda Indonesia menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penjajakan untuk membeli pesawat dari perusahaan Amerika Serikat Boeing. Hal ini diungkapkan oleh Wamildan Tsani Panjaitan, CEO PT Garuda Indonesia (persero) Tbk.

“Kita masih penjajakan untuk kemungkinan pembelian pesawat Boeing. Antara 50 sampai 75 pesawat.” kata Wamildan Tsani kepada wartawan, Kamis (3/7/2025).

Saat ini, Ia mengungkapkan pembicaraan dengan Boeing tersebut masih pembicaraan awal, meski begitu Wamildan mengatakan jika kemungkinan besar perusahaan pelat merah tersebut bakal membeli Boeing dengan tipe 737 Max dan 787 Max.

Sayangnya, Wamildan enggan memberikan detil mengenai investasi yang akan digelontorkan oleh Garuda dan juga kapan pembelian tersebut akan dilakukan.

Sementara itu, Corporate Secretary Cahyadi Indrananto mengatakan perseroan juga membuka dan terus berdiskusi dengan berbagai lessors dan pabrikan pesawat, selain Boeing mengenai kesiapan masing-masing untuk menyediakan armada sesuai kebutuhan Garuda.

Negosiasinya, kata dia, hingga saat ini masih terus berlangsung, yang diharapkan "dalam waktu dekat ini sudah bisa ada kabar", katanya saat dihubungi terpisah oleh Bloomberg Technoz, Kamis (3/7/2025)

"Jenisnya juga masih terbuka. Seperti diketahui, target Garuda Indonesia adalah bisa menerbangkan sekitar 120 armada dalam 5 tahun ke depan. Di tengah situasi kelangkaan pesawat di dunia seperti saat ini, barangkali menantang juga untuk satu jenis pesawat tertentu bisa memenuhi kebutuhan tersebut," lanjut dia.

Sebagai informasi, Garuda juga baru saja menerima bantuan pendanaan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) hingga US$1 miliar atau setara Rp16,37 triliun (kurs jisdor Rp16.370). 

Bantuan pendanaan dari Danantara akan disalurkan dalam beberapa tahap untuk mendukung optimalisasi bisnis, pembiayaan jangka panjang, serta pendampingan berbasis tata kelola dan restrukturisasi kinerja perusahaan. 

Sebagai langkah awal, Danantara akan menyalurkan pinjaman pemegang saham senilai Rp6,65 triliun atau setara US$405 juta, yang dialokasikan untuk mendanai kebutuhan pemeliharaan dan perbaikan armada (maintenance, repair and overhaul/MRO). 

Fase awal kolaborasi difokuskan pada peningkatan kesiapan operasional armada di bawah Garuda Indonesia Group, baik Garuda Indonesia sebagai maskapai layanan penuh (full service carrier/FSC), maupun Citilink sebagai maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC). 

Sebelumnya, Bloomberg News melaporkan di awal minggu ini bahwa Garuda tengah mempertimbangkan untuk menambahkan satu pesawat 737 Max 8 ke armadanya untuk pertama kalinya usai kecelakaan fatal PT Lion Mentari Airlines tahun 2018.

Garuda menerima pengiriman pertama Max 8 pada akhir tahun 2017. Meski begitu, pesawat tersebut dilarang terbang setelah Lion Air Max 8 jatuh di Laut Jawa yang menewaskan seluruh 189 orang di dalamnya pada bulan Oktober 2018.

Kecelakaan mematikan kedua dari Ethiopian Airlines Max 8 beberapa bulan kemudian pada bulan Maret 2019 menyebabkan penghentian total armada pesawat Max global yang berlangsung hampir dua tahun.

Garuda kemudian mengembalikan satu pesawat Max 8 miliknya kepada lessor selama restrukturisasi utang hampir US$10 miliar dan mencoba membatalkan pesanan senilai US$4,8 miliar untuk 49 pesawat yang tersisa.

Dengan Asistensi Dovana Hasiana

(ell)

No more pages