Berikut adalah saham-saham transportasi yang jadi pendorong berbalik arahnya IHSG, saham PT Steady Safe Tbk (SAFE) melemah 12,5%, dan saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) drop 4,15%,
Dilanjutkan oleh pelemahan pada saham perindustrian, i.a, saham PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) terpeleset 9,1%, dan saham PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) yang terjatuh 6,35%.
Pada saham-saham unggulan LQ45 juga tercatat dalam tren negatif. Adapun saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) ambles mencapai 4,35%, disusul oleh saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) ambles 3,96%, dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) drop 2,66%.
Sektor manufaktur Indonesia amat lesu. Aktivitas di sektor ini mengalami kontraksi selama 3 bulan berturut–turut.
Keyakinan dunia usaha jatuh ke level terlemah dalam 8 bulan.
Usamah Bhatti, Ekonom S&P Global Market Intelligence
Pada Selasa, S&P Global melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) berada di 46,9 untuk periode Juni. Turun melambat dibandingkan Mei yang sebesar 47,4.
PMI di bawah 50 menyatakan aktivitas berada di zona kontraksi, bukan ekspansi. Sejak April, skor PMI manufaktur Indonesia selalu di bawah 50.
Pemesanan baru (new orders) jatuh dengan laju tercepat sejak Agustus 2021. Sudah 3 bulan beruntun pemesanan baru selalu turun.
“Aktivitas pasar lesu, klien menahan diri untuk melakukan pemesanan. Penurunan ini lebih didorong oleh penjualan domestik, karena di sisi ekspor tidak ada perubahan,” jelas laporan S&P Global.
Penurunan pemesanan membuat produksi ikut berkurang. Kapasitas produksi pun terpangkas, dan dunia usaha harus mengurangi penyerapan tenaga kerja. Laju penurunan tenaga kerja menjadi yang terdalam dalam hampir 4 tahun.
Ke depan, level optimisme terkait prospek 12 bulan mendatang mulai menurun dan saat ini berada di bawah rata-rata. Level keyakinan dunia usaha menjadi yang terendah sejak Oktober tahun lalu–2024, sejumlah perusahaan juga cemas dengan perkembangan ekonomi global.
“Kontraksi sektor manufaktur Indonesia terakselerasi pada pertengahan 2025, menjadi sinyal negatif untuk bulan-bulan ke depan. Permintaan melemah dan penjualan jatuh dengan laju tercepat sejak Agustus 2021 dan kemudian menyebabkan penurunan produksi.
(fad/wep)





























