Logo Bloomberg Technoz

Otoritas panas bumi sebelumnya melaporkan cadangan terduga geothermal dari WKP Kepahiang mencapai sekitar 180 megawatt (MW), dengan luas lahan mencapai 35.730 hektare (Ha).

Adapun, Kementerian ESDM lebih dahulu mencabut 2 IPB milik PLN di antaranya WKP Tangkuban Perahu dengan kapasitas 60 MW di Jawa Barat dan WKP Gunung Ungaran dengan kapasitas 55 MW di Jawa Tengah sepanjang kuartal II-2025.

Pencabutan itu dilakukan lantaran PLN belum kunjung mendapat mitra strategis untuk menjalankan 2 proyek tersebut. Konsekuensinya, 2 WKP itu tidak digarap atau mangkrak di tangan PLN sampai paruh pertama tahun ini.

“WKP Tangkuban Perahu dan Gunung Ungaran itu dicabut, nanti kita tender lagi,” kata Eniya.

Sekedar catatan, 2 blok panas bumi yang belakangan dicabut itu menjadi penugasan kepada PLN.

Penugasan pengembangan blok panas bumi lainnya turut tersebar untuk WKP Tulehu di Maluku Tengah, Atadei di Nusa Tenggara Timur (NTT), Songa Wayaua di Halmahera Selatan, Kepahiang di Bengkulu, Oka Ile Ange di NTT, Gunung Sirung di NTT, Danau Ranau di Sumatra Selatan dan Lampung Barat.

PLN memperkirakan 9 WKP penugasan itu memiliki potensi panas bumi mencapai 260 MW.

Belakangan, PLN menawarkan skema Geothermal Exploration and Energy Development Agreement (GEEDA) untuk menarik calon mitra potensial. Skema kerja sama anyar ini diperkenalkan pada April 2023 lalu.

Hanya saja, PLN belum mampu menjaring mitra potensial dari pengembang swasta sampai saat ini. 

“Lewat skema ini PLN mengedepankan fairness of partnership sehingga kerja sama ini mencakup dari hulu hingga hilir. Harapannya, dengan skema kerja sama ini mampu membuat investor tak ragu melakukan investasi,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasjodjo dikutip dari siaran pers, Selasa (26/6/2025).

Darmawan menambahkan skema kerja sama itu juga dapat meningkatkan Internal Rate of Return (IRR) yang menarik bagi investor. Selain itu, PLN  turut menawarkan kerja sama dengan cost recovery dari biaya eksplorasi wilayah kerja panas bumi.

“Dengan berbagi risiko dan berbagi investasi dalam proyek panas bumi di Indonesia, ini mampu meningkatkan kepastian investasi dan juga pengembalian investasi yang lebih menarik bagi investor,” tuturnya.

Blok Kepahiang Dibidik Afiliasi Barito (BREN) 

Emiten Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), lewat anak usahanya, , Star Energy Geothermal Pte. Ltd sempat menang saat putaran lelang untuk Blok Kepahiang pertengahan tahun lalu.

Hanya saja, pembicaraan lanjutan untuk kerja sama dengan PLN ihwal pengembangan WKP Kepahiang tidak berlanjut pada akhir 2024. Saat itu, PLN beralasan penawaran yang diajukan Star Energy belum memenuhi kriteria yang diminta perseroan.

Bloomberg Technoz meminta konfirmasi kepada Direktur Utama Star Energy Hendra Soetipto Tan ihwal minat perusahaan untuk kembali menjajaki peluang di Blok Kepahiang.

Hanya saja, Hendra enggan berkomentar banyak terkait dengan kesempatan yang masih terbuka untuk akuisisi sebagian saham WKP Kepahiang.

“Itu tanya PLN, karena itu punya PLN,” kata Hendra saat ditemui di PLTP Ijen, Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (26/6/2025).

(naw)

No more pages