Kenaikan IHSG yang begitu percaya diri merupakan efek secara langsung dari melesatnya sejumlah saham Big Caps.
Berikut selengkapnya berdasarkan data Bloomberg, Kamis (26/6/2025).
- Bank Mandiri (BMRI) menyumbang 12,84 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyumbang 10,76 poin
- Telkom Indonesia (TLKM) menyumbang 10,32 poin
- Amman Mineral Internasional (AMMN) menyumbang 3,97 poin
- Chandra Asri Pacific (TPIA) menyumbang 3,96 poin
- Bank Central Asia (BBCA) menyumbang 3,42 poin
- Bank Permata (BNLI) menyumbang 2,63 poin
- GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menyumbang 2,17 poin
- Merdeka Battery Materials (MBMA) menyumbang 1,87 poin
- Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) menyumbang 1,73 poin
Adapun saham-saham barang baku lainnya juga jadi pendorong laju melesatnya IHSG, saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) melesat dengan kenaikan 8,84%, dan saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) juga melesat di zona hijau dengan menguat 4,55%.
Adapun saham-saham keuangan juga jadi pemicu penguatan IHSG, saham PT Buana Finance Tbk (BBLD) melesat 6,77%, saham PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) menguat 6,68%, dan saham PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) juga menguat dengan terapresiasi 5,88%.
Disusul oleh penguatan saham perbankan lain, saham PT Bank Tabungan NegaraTbk (BBTN) yang menguat 4,55%, saham PT Bank NationalnobuTbk (NOBU) melesat 3,23%, dan saham PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) yang mencetak penguatan 2,54%.
Penguatan Nilai Tukar Rupiah
Dari dalam negeri, apresiasi rupiah menjadi sentimen amat positif bagi IHSG. Di sepanjang perdagangan hari ini, rupiah terus–menerus menguat dan solid di hadapan dolar Amerika Serikat.
Pada tutup perdagangan di pasar spot, US$ 1 setara dengan Rp16.205. Rupiah menguat 0,52% point–to–point.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terus menguat hingga menempati level terkuatnya mencapai Rp16.205/US$ pada penutupan perdagangan, hingga berhasil mencatatkan level terkuat dalam lima enam bulan– sejak 30 Januari 2025.
Penguatan rupiah hari ini menjadi salah satu yang terbesar di Asia, di posisi kelima, bersama South Korean Won yang menguat nilainya 0,59%, Dollar Taiwan terapresiasi 0,81%, Baht Thailand yang solid menguat 0,87%, hingga Yen Jepang yang menguat mencapai 0,91%.
Rupiah dan valuta Asia nyaman di zona hijau terdorong sentimen dolar AS sedang melemah tajam. Pada perdagangan siang hari ini, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah ke posisi terendah sejak 4 Maret 2022 atau lebih dari 3 tahun.
Rupiah dan mata uang Asia mampu menguat di tengah kelesuan dolar AS. Pada pukul 16:15 WIB, Dollar Index melemah 0,74% ke 97,07.
Dolar AS lesu di tengah isu pencopotan Jerome Powell dari kekuasaan Gubernur Federal Reserve. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan sudah menyiapkan sejumlah nama pengganti Powell.
Efeknya, saat rupiah menguat, beban utang luar negeri masing-masing emiten Perusahaan akan terpangkas. Apalagi bagi emiten yang mengumpulkan pendapatan dalam rupiah.
Pada nantinya, berpotensi membuat bertambahnya nilai laba bersih Perusahaan. Ketika laba emiten mencatat pertumbuhan, investor bisa berharap menikmati datangnya dividen yang memetik keuntungan dari saham.
(fad)

































