Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Calon emiten terafiliasi Prajogo Pangestu PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) menjanjikan pembagian dividen sebesar 40% dari laba bersih kepada para pemegang saham, seiring dengan rencana pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Perseroan dapat membagikan dividen setiap tahun apabila Perseroan memiliki saldo laba yang positif dan setelah dikurangi dengan dana cadangan,” tulis manajemen dalam prospektus.

Dalam prospektus disebutkan, CDIA telah membagikan dividen tunai senilai US$20 juta pada 2025 yang diambil dari laba bersih tahun buku 2024. Dividen tersebut akan dibayarkan dalam mata uang rupiah.

Sebagai gambaran, sepanjang 2024 CDIA berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang sangat signifikan, melonjak hingga 2.167% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih meningkat dari US$1,44 juta pada 2023 menjadi US$32,69 juta, atau setara sekitar Rp537,28 miliar. Pendapatan perusahaan turut mengalami kenaikan sebesar 35% dan tercatat sebesar US$102,25 juta.

Dari sisi aset, terdapat lonjakan tajam pada aset tidak lancar yang hampir mencapai tiga kali lipat menjadi US$812,75 juta. Sebaliknya, aset lancar mengalami penurunan dari US$626,07 juta menjadi US$263,03 juta. Beban kewajiban perusahaan pun meningkat, dengan liabilitas jangka pendek tercatat sebesar US$29,16 juta dan liabilitas jangka panjang naik menjadi US$299,15 juta. Seluruh peningkatan ini juga tercermin dalam penghasilan komprehensif yang naik tajam dari US$1,29 juta menjadi US$32,51 juta.

Sementara itu, sepanjang tiga bulan pertama 2025, CDIA membukukan pendapatan sebesar US$34,64 juta atau sekitar Rp569,61 miliar, mengalami penurunan dibandingkan pencapaian akhir 2024. Laba bersih pada periode tersebut mencapai US$30,23 juta, sedikit lebih rendah dibandingkan total laba sepanjang 2024.

Kendati begitu, struktur aset tetap memperlihatkan penguatan. Aset lancar tumbuh menjadi US$282,5 juta, dan aset tidak lancar juga meningkat menjadi US$889,71 juta. Di sisi lain, liabilitas jangka pendek naik menjadi US$37,51 juta, sedangkan liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$351,83 juta. Total penghasilan komprehensif hingga akhir Maret 2025 mencapai US$30,71 juta.

Adapun CDIA maju IPO dengan menawarkan 12,48 juta saham atau sekitar 10% dari total saham yang ditawarkan dan dicatatkan setelah IPO. Saham tersebut dibanderol dengan harga Rp170 hingga Rp190 per saham. Alhasil CDIA berpotensi meraih dana segar mencapai Rp2,37 triliun.

Saham CDIA dijadwalkan mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2025. Sementara itu, periode penawaran awal berlangsung pada 19 hingga 24 Juni 2025, disusul dengan masa penawaran umum yang direncanakan pada 2 sampai 4 Juli 2025.

Struktur modal saham CDIA terdiri dari saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 per saham. Modal dasar perseroan mencapai 200 miliar lembar saham senilai Rp20 triliun. Dari jumlah tersebut, saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 112,35 miliar lembar senilai Rp11,23 triliun. Saham tersebut dimiliki oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebanyak 66,67% dan Phoenix Power B.V. sebanyak 33,33%. Adapun saham dalam portepel tercatat sebesar 87,65 miliar lembar atau setara Rp8,77 triliun.

(dhf)

No more pages