Logo Bloomberg Technoz

Penggantian minyak dengan gas alam dan energi terbarukan untuk pembangkit listrik di Timur Tengah, khususnya di Arab Saudi, juga diperkirakan membebani pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun-tahun mendatang.

Meski demikian, IEA menelaah bahwa pertumbuhan industri petrokimia akan menjadi sumber utama baru pertumbuhan permintaan minyak mulai 2026 dan seterusnya.

“Industri petrokimia berada di jalur yang tepat untuk mengonsumsi satu dari setiap 6 barel minyak pada 2030,” papar mereka.

Adapun, permintaan minyak dari bahan bakar fosil yang mudah terbakar—yang tidak termasuk bahan baku petrokimia dan biofuel — kini mungkin mencapai puncaknya paling cepat pada 2027, kendati konsumsi bahan bakar jet terus meningkat.

“Karena petrokimia sebagian besar diproduksi dari produk yang tidak dimurnikan seperti NGL [natural gas liquids], tren ini akan makin memengaruhi industri kilang. Kapasitas penyulingan bersih diperkirakan jauh lebih permintaan untuk produk olahan pada 2030, yang kemungkinan akan mengakibatkan banyak kapasitas kilang yang ditutup untuk sementara waktu.”

Pasokan Minyak

Di lain sisi, IEA memperkirakan pasokan minyak Amerika Serikat tumbuh lebih lambat karena perusahaan-perusahaan energi mengurangi pengeluaran dan berfokus pada disiplin modal – meskipun AS tetap menjadi kontributor tunggal terbesar bagi pertumbuhan pasokan non-OPEC dalam beberapa tahun mendatang.

Dalam konteks ini, permintaan minyak global diperkirakan akan meningkat sebesar 2,5 juta bph antara 2024 dan 2030, mencapai titik puncak sekitar 105,5 juta bph pada akhir dekade ini.

Pada saat yang sama, kapasitas produksi minyak global diperkirakan meningkat lebih dari 5 juta bph menjadi 114,7 juta bph pada 2030.

Aliansi OPEC+ telah mulai menghentikan pemotongan produksi, mengatur ulang lintasan pasokan minyak. Namun, laporan IEA menemukan bahwa peningkatan produksi dari AS, Kanada, Brasil, Guyana, dan Argentina akan lebih dari cukup untuk menutupi pertumbuhan permintaan global pada tahun-tahun mendatang.

Dengan tidak adanya gangguan pasokan yang besar, perkiraan jangka menengah terbaru menunjukkan pasar minyak akan memiliki pasokan yang cukup hingga 2030, meski ketidakpastian yang signifikan masih ada, terutama mengingat meningkatnya risiko geopolitik dan meningkatnya ketegangan perdagangan.

“Ketika kita melihat tren pasar minyak selama dekade terakhir, kita melihat aksi ganda yang luar biasa – berkat revolusi serpih, AStelah menyumbang 90% dari pertumbuhan pasokan minyak di seluruh dunia, sementara 60% dari peningkatan permintaan global berasal dari China. Namun, dinamika ini sedang bergeser,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol. 

Berdasarkan fundamental, terang Birol, pasar minyak tampaknya akan memiliki pasokan yang baik pada tahun-tahun mendatang – tetapi peristiwa baru-baru ini secara tajam menyoroti risiko geopolitik yang signifikan terhadap keamanan pasokan minyak. 

“Dalam hal keamanan energi, tidak ada ruang untuk berpuas diri. IEA tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan produsen dan konsumen energi untuk menjaga keamanan energi,” tuturnya.

(wdh)

No more pages