Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Terancam Kian Melemah Gegara Perang, BI Rate Diumumkan

Tim Riset Bloomberg Technoz
18 June 2025 07:45

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan akan tertekan dalam perdagangan hari ini seiring dengan eskalasi konflik di Timur Tengah antara Israel dan Iran yang potensial melibatkan Amerika Serikat (AS), ketika perhatian pasar juga akan tertuju pada keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia siang nanti.

Indeks dolar AS kembali bangkit dengan ditutup menguat 0,84% di pasar New York kemarin seiring peningkatan sentimen risk-off setelah tersiar kabar bahwa Presiden Donald Trump menggelar rapat darurat dengan tim keamanan nasional untuk membahas eskalasi konflik di Timur Tengah. Hal tersebut memicu spekulasi bahwa AS bersiap terlibat dalam serangan Israel pada Iran tersebut.

Trump juga mengunggah pernyataan kontroversial yang menuntut “MENYERAH TANPA SYARAT” dari Iran, dan mengancam akan menyerang pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei. “Kami tahu persis di mana si ‘Pemimpin Tertinggi’ itu bersembunyi. Ia adalah target mudah, tapi masih aman di sana—kami tidak akan menghabisinya (membunuh!), setidaknya untuk saat ini,” tulis Trump di media sosial.


“Saat ini, pasar akan tetap berada dalam posisi waspada sampai suhu politik di kawasan mereda,” ujar Kenny Polcari dari SlateStone Wealth, dilansir dari Bloomberg News.

Rupiah forward (NDF) di pasar offshore diperdagangkan melemah mendekati Rp16.400/US$ kemarin dan ditutup turun 0,34% di level Rp16.360/US$.