Rupiah spot kini bertengger di level Rp16.309/US$, mencerminkan pelemahan tipis 0,05% dibanding posisi Jumat lalu. Rupiah sempat menyentuh level terlemah hari ini pagi tadi di Rp16.314/US$.
Indeks dolar AS masih bertahan di kisaran 98,1, sedikit melemah dibanding posisi pekan lalu. Pelemahan sedikit DXY memberi ruang pada mata uang yang jadi lawannya.
Perkembangan terkini situasi di Timur Tengah menunjukkan, konflik bersenjata dua seteru yaitu Israel dan Iran agaknya belum akan mereda cepat.
Israel dan Iran terus melakukan aksi balas membalas dengan mengirimkan rudal yang menghantam titik vital di beberapa wilayah, termasuk ladang minyak.
Harga minyak dunia melanjutkan reli dengan minyak mentah jenis Brent bergerak mendekati US$ 75 per barel.
Presiden Donald Trump mengatakan ia yakin Israel dan Iran dapat mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik mereka, meski kedua pihak mungkin perlu terus bertempur sebelum siap untuk menengahi perjanjian damai.
"Terkadang mereka harus bertarung habis-habisan, tetapi kita akan lihat apa yang terjadi," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Minggu (15/6/2025) waktu setempat saat ia berangkat ke KTT Pemimpin G-7 di Kanada.
"Saya pikir ada peluang bagus untuk tercapainya kesepakatan," imbuh Trump.
Pernyataan Trump muncul saat Israel mengisyaratkan bahwa mereka tidak akan menghentikan aksi militernya untuk menghancurkan kemampuan nuklir Teheran. Pada saat yang sama, Iran terus meningkatkan serangan baliknya.
Harga SUN tertekan
Sentimen risk-off di pasar global menyeret pula harga surat utang negara RI. Mengacu Bloomberg, mayoritas tenor SUN sampai tengah hari ini mencatat kenaikan imbal hasil, indikasi tekanan harga.
Yield 1Y bergerak naik 2,1 bps kini di 6,191%. Sedangkan tenor 2Y bergerak sedikit 0,2 bps. Tenor 5Y dan 10Y masing-masing naik 0,7 bps dan 2,9 bps.
Kenaikan yield lebih banyak dicatat oleh SUN tenor panjang. Tekanan yang dialami oleh harga surat utang, berlangsung ketika pasar saham domestik cenderung fluktuatif. Setelah sempat menguat, IHSG akhirnya ditutup terpeleset melemah pada penutupan sesi pertama perdagangan 0,01%.
Ancaman pada fiskal
Kementerian Keuangan RI menilai konflik Israel versus Iran bisa menambah tekanan pada inflasi domestik, biaya subsidi energi, serta beban fiskal di Tanah Air.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro mengatakan kondisi itu bisa terjadi bila perang antara Iran dan Israel terjadi berlarut-larut dan menyebabkan lonjakan harga minyak dunia secara signifikan.
"Dampak terhadap perekonomian Indonesia sebagai negara dengan sistem ekonomi terbuka, akan sangat bergantung pada seberapa panjang dan luas eskalasi konflik ini berlangsung," ujar Deni kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (16/6/2025).
"Pemerintah, melalui Kemenkeu, terus memantau berbagai perkembangan situasi geopolitik global, termasuk ketegangan antara Iran dan Israel," ujarnya.
Terlebih, Kemenkeu melihat eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah berpotensi memberikan dampak terhadap perekonomian global, khususnya melalui jalur harga komoditas energi seperti minyak dan gas, serta sentimen pasar keuangan global.
(rui)

































