Logo Bloomberg Technoz

Peso jadi yang terlemah pagi ini dengan penurunan nilai 0,38%, lalu yen 0,21%, won Korsel 0,1% bersama baht, lalu rupiah 0,08%, dolar Singapura 0,05% dan yuan Tiongkok 0,03%.

Hanya dolar Taiwan yang masih menguat 0,2%, bersama yuan offshore 0,4% dan ringgit 0,01%. Indeks dolar AS, DXY, pagi ini terpantau menguat di kisaran 98,26. 

Pelemahan rupiah terutama akibat ketidakpastian yang kembali besar akibat kenaikan tensi geopolitik global. 

Para pelaku pasar mengkhawatirkan gangguan suplai minyak dunia terganggu akibat langkah Israel menyerang ladang minyak Iran di Teluk Persia yang memicu penghentian aktivitas produksi.

"Pasar harus siap untuk periode ketidakpastian yang panjang. Melindungi diri dari potensi gangguan rantai pasokan minyak melalui eksposur ke pasar energi dan menambah emas, mungkin mengalami percepatan tren naik, itu adalah cara terbaik untuk melindungi portofolio dari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah," kata Wolf von Rotberg, Ahli Strategi Ekuitas di Bank J. Safra Sarasin, dilansir dari Bloomberg News.

IHSG hijau

Yang menarik, di tengah eskalasi perang Israel-Iran yang memanas dan memerahkan hampir semua pasar saham akibat sentimen risk-off, indeks saham domestik pagi ini justru menghijau.

IHSG dibuka lemah 0,1% akan tetapi langsung berbalik ke zona hijau dengan penguatan 0,31% pagi ini di level 7.191.

Adapun di pasar surat utang negara, seperti ditunjukkan data OTC Bloomberg, tenor pendek SUN kebanyakan terkikis imbal hasilnya jelang keputusan suku bunga Bank Indonesia yang akan diumumkan pada Rabu nanti.

Yield 3Y turun 1,8 basis poin. Sedangkan tenor 2Y stabil. Sementara tenor 5Y naik yield-nya 1,4 basis poin dan tenor 10Y juga naik 2,1 basis poin.

"Aksi jual SUN berpotensi berlanjut hari ini akibat serangan saling balas antara Israel & Iran yang masih terus berlanjut dengan 10Y SUN menuju rentang 6,75%-6,80%. Sedangkan, 10Y INDON berpotensi stabil di rentang 5,20%-5.25%. Rupiah berpotensi melanjutkan depresiasi ke rentang Rp16.300-Rp16.400/US$," kata tim analis Mega Capital Sekuritas dalam catatannya, pagi ini.

Saat ini, pasar mengantisipasi skenario harga minyak mentah Brent melonjak hingga kisaran US$ 80 per barel dan kemungkinan The Fed menunda pemangkasan suku bunga hingga Desember sebesar 50 basis poin. 

Pekan ini, akan menjadi pekan penuh keputusan penting terkait kebijakan suku bunga acuan. Bank Indonesia akan menggelar Rapat Dewan Gubernur pada Selasa esok dan akan mengumumkan keputusan pada Rabu lusa.

Pekan ini, bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) juga akan menggelar pertemuan komite (FOMC) untuk memutuskan kebijakan suku bunga acuan.

Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg sejauh ini memperkirakan, Bank Indonesia kemungkinan akan mempertahankan bunga acuan di level 5,50% setelah memangkas tingkat bunga acuan sebanyak 25 basis poin pada pertemuan sebelumnya. 

(rui)

No more pages