Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini membeberkan bisnis hulu migas perseroan relatif tertekan serius akibat pelandaian harga minyak mentah sejak tahun lalu.

Emma menuturkan seluruh parameter kunci seperti harga minyak mentah, nilai tukar rupiah hingga spread tahun ini terkoreksi cukup lebar jika dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2024.

Misalkan, Emma mencontohkan, realisasi rata-rata harga minyak mentah atau ICP year-to-date berada di angka US$70 per barel. Sementara itu, posisi ICP pada Mei 2025 berada di angka US$62 per barel.

“Dari upstream ini sangat kena tekanannya yang cukup dalam, belum lagi dari sisi investasi, dari sisi aset hulu, ini yang harus kita mitigasi betul,” kata Emma saat media briefing kinerja Pertamina di Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Emma menuturkan pelandaian harga minyak mentah itu bakal ikut menghambat sejumlah investasi di sisi hulu migas.