Masih menurut data International Agency for Research on Cancer tahun 2022, ujar dia, kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan dua kanker yang sering terjadi pada wanita Indonesia. Dengan kasus kanker payudara sebanyak 66.271 dan menempati urutan pertama dari seluruh jenis kanker (16,2%), seperti kanker paru 38.904 kasus (9,5%), leher rahim 36.964 kasus (9%), kolerektum 35.676 kasus (8,7%), liver 23.805 kasus (5,8%), dan kanker lainnya 207.041 kasus (50,7%).
"Kanker payudara dan kanker leher rahim itu merupakan dua kanker yang paling tinggi," kata Nadia.
Kemudian dia menyebut bahwa pada perempuan di Indonesia, paling banyak itu adalah kanker payudara, menempati urutan pertama. Diikuti kanker leher rahim atau kanker serviks.
"Angka kematian kanker payudara dan leher rahim itu juga masih cukup tinggi, sekitar 13,2 per 100 ribu penduduk," jelas Nadia.
Sementara itu, dalam rangka mendukung percepatan eliminasi kanker serviks secara global, pada tahun 2023 Indonesia mencanangkan rencana aksi nasional eliminasi kanker rahim pada 2023-2030. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK/01.07/MENKES/2176/2023.
"Eliminasi kanker rahim itu adalah salah satu yang tentunya menjadi penting, karena sebagai salah satu penyakit yang angka kematiannya tinggi dan belum disembuhkan, ternyata penyakit ini bisa kita eliminasi atau kita hilangkan sama sekali," tutur Nadia.
(ain)






























