Selain pengembangan organik, ANTM turut menjajaki ekspansi anorganik melalui eksplorasi wilayah baru dan potensi akuisisi. Beberapa wilayah yang telah dikaji antara lain berada di Jawa dan Aceh, bekerja sama dengan Kementerian ESDM dan pemerintah daerah terkait.
“Ketika berbicara eksplorasi cadangan emas, prosesnya panjang. Namun ini akan menjadi titik awal ekspansi bisnis pertambangan emas kami,” kata Dewa.
ANTM juga menyatakan tengah mengevaluasi sejumlah perusahaan existing untuk potensi akuisisi serta menjajaki kerja sama eksplorasi luar negeri dengan dukungan Kementerian BUMN, Kementerian Luar Negeri, dan MIND ID.
Meski demikian, ANTM mengatakan nilai investasi yang diperlukan untuk ekspansi tambang bari masih dikaji dan dievaluasi sejalan dengan upaya eksplorasi organik maupun anorganik.
Pada pemberitaan Bloomberg Technoz sebelumnya, umur tambang emas eksisting Antam di Tambang Pongkor hanya tinggal sekitar 3—4 tahun lagi.
Adapun untuk pembiayaan tambang baru, dikabarkan Antam tengah mencari pinjaman sindikasi dolar senilai US$500 juta (sekitar Rp8,13 triliun). Fasilitas pinjaman US$500 juta untuk Antam itu akan dibagi dua yaitu term loan dan revolving credit facility.
(dhf)




























