Harga emas dunia resmi naik 4 hari berturut-turut. Selama 4 hari tersebut, harga terangkat 2,16%.
Rilis data di Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif bagi harga emas. US Bureau of Labor Statistics mengumumkan, inflasi tingkat produsen di Negeri Adidaya pada Mei berada di 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Melambat dibandingkan April yang sebesar 0,2% mtm. Juga lebih rendah ketimbang ekspektasi pasar yang juga memperkirakan di 0,2% mtm.
Sementara inflasi inti (core) di tingkat produsen adalah 0,1% pada Mei. Jauh di bawah perkiraan pasar yang sebesar 0,3% mtm.
Sedangkan inflasi produsen secara tahunan (year-on-year/yoy) ada di 2,6% pada Mei. Sejalan dengan perkiraan pasar.
Adapun inflasi inti tahunan pada Mei adalah 3%. Lebih rendah dibandingkan April yang sebesar 3,2% yoy dan proyeksi pasar di 3,1% yoy.
Data ini memberi gambaran bahwa tekanan inflasi di AS masih minim, meski dihantui kenaikan harga barang dan jasa akibat lonjakan tarif bea masuk impor. Artinya, bank sentral Federal Reserve punya ruang untuk menurunkan suku bunga acuan.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Sentimen lain yang juga mengangkat harga emas adalah dinamika di Timur Tengah. Pemerintah AS menginstruksikan staf Kedutaan Besar untuk meninggalkan Baghdad (Irak). Langkah ini ditempuh setelah Iran mengancam bakal menyerang basis properti AS jika perundingan nuklir tidak mencapai kata sepakat.
Konflik Iran-Israel pun memanas. Bloomberg News memberitakan Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran dalam eskalasi besar-besaran di tengah kebuntuan atas perundingan program nuklir Teheran-Washington. Serangan ini berisiko memicu perang baru di Timur Tengah.
Menurut laporan media lokal, ledakan terdengar di Teheran. Iran sebelumnya telah berjanji akan membalas setiap serangan yang dilancarkan terhadap Republik Islam itu.
Menteri Pertahanan Israel mengumumkan keadaan darurat khusus akibat "serangan pencegahan" Israel terhadap Iran. Katz menjelaskan bahwa Israel mengantisipasi serangan balasan dengan menggunakan pesawat nirawak dan rudal.
Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Dalam situasi yang tegang, penuh guncangan, emas cenderung menjadi pilihan pelaku pasar.
(aji)































