Logo Bloomberg Technoz

"Kami menduga kelompok ini dengan sengaja menyamarkan asal-usul, nilai, dan sifat uang haram mereka, serta menjaga jarak agar tidak terhubung langsung dengan dana tersebut demi menghindari deteksi pihak berwenang," ujar Kepala Detektif AFP Adrian Telfer dalam pernyataan resmi, Senin (9/6/2025).

Seorang pria berusia 32 tahun dari Heathwood, Brisbane, ditahan atas dugaan mencuci AUS$6,16 juta (Rp65 miliar) selama 15 bulan. Ia dituduh menggunakan perusahaan promosi penjualan atas nama istrinya sebagai "direktur bayangan" untuk menerima dana dari perusahaan keamanan tersebut.

Sementara itu, direktur dan manajer umum perusahaan keamanan yang berbasis di Maudsland juga didakwa atas dugaan mengelola dana hasil kejahatan senilai AUS$6,4 juta (Rp67 miliar). Keduanya telah dibebaskan dengan jaminan.

Tersangka lain, pria berusia 58 tahun dari kawasan West End, juga menghadapi dakwaan pencucian uang senilai AUS$4,1 juta. Ia diketahui terkait dengan bisnis dealer mobil klasik.

Kasus ini memperlihatkan meningkatnya penggunaan aset kripto dalam praktik pencucian uang oleh jaringan kejahatan terorganisir. CACT mencatat telah menyita aset senilai AU$110 juta sepanjang 2023, sebagian besar dalam bentuk kripto. Total penyitaan sejak 2019 mencapai AUS$1,2 miliar.

Pada Juli 2024, CACT juga menyita kripto senilai AUS$333.779 dalam kasus serupa yang melibatkan pencucian uang di Gold Coast, bagian dari penyitaan total sebesar AUS$10,1 juta yang mencakup tujuh properti mewah dan dana di berbagai rekening bank.

Bulan lalu, seorang pria di Queensland kehilangan aset senilai AUS$2,9 juta, termasuk vila tepi pantai dan hampir 25 Bitcoin, setelah AUSTRAC—lembaga intelijen keuangan Australia—menandai aktivitas mencurigakan terkait kasus pencurian kripto yang terjadi pada 2013.

Pihak berwenang Australia terus memperkuat pengawasan terhadap aset digital dan memperingatkan bahwa mata uang kripto kini menjadi salah satu sarana utama untuk menyembunyikan dana hasil kejahatan lintas negara.

(lav)

No more pages