Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pabrik olahan timah milik adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, Arsari Group, melalui anak usahanya PT Solder Tin Andalan Indonesia (Stania) akan diresmikan pada Juli 2025.

“Betul [diresmikan bulan depan],” kata Presiden Direktur Arsari Tambang, sekaligus putra sulung Hashim, Aryo P. S. Djojohadikusumo, saat ditemui di sela agenda Critical Minerals Conference & Expo, dikutip Kamis (5/6/2025).

Aryo menyebut pabrik yang berlokasi di Batam tersebut akan memproduksi 2.000 ton solder timah per tahun. Bahkan, perusahaan telah mendapatkan kontrak pembelian dari sejumlah pabrik elektronik di dalam maupun luar negeri.

“[Produksi] 2.000 ton per tahun artinya omzet yang kita targetkan minimum Rp1 triliun. Rp1 triliun ini akan bukan hanya ekspor, banyak sudah ada beberapa pembeli yang akan beli dari dari China,” ujarnya. 

Hashim Djojohadikusumo. (Simon Dawson/Bloomberg)

Aryo mengeklaim permintaan solder timah oleh pabrikan elektronik di Batam cukup besar. Arsari kini tengah berada di tahap finalisasi kontrak pembelian kepada perusahaan-perusahaan elektronik seperti PT Volex Indonesia dan Schneider Electric SE.

"Pasar di Batam sendiri besar sekali. Kita sedang melakukan finalisasi beberapa kontrak pembelian, offtaker kontrak dengan perusahaan elektronik," tambahnya.

Tak hanya itu, Aryo juga menjelaskan Apple Inc akan segera membangun pabrik Air Tag di lokasi yang berdekatan dengan pabrik pembuatan solder timah milik Stania.

Namun, Aryo belum bisa memberikan informasi lanjutan terkait potensi kerja sama Arsari dengan pabrik vendor Apple tersebut.

“Di tempat pabrik kita bangun, sudah ada banyak pabrik yang baru. Di sebelah pabrik kita, Apple akan menyelesaikan salah satu fasilitas pertama mereka di Indonesia sesuai dengan komitmen mereka kepada pemerintah,” jelasnya.  

Di sisi lain, Aryo juga mengaku bangga lantaran pabrik Arsari dapat dibangun hanya dalam kurun 6—7 bulan. Menurutnya, Indonesia juga berhasil menunjukkan bahwa membangun pabrik di Tanah Air bisa cepat, seperti di Vietnam maupun China.  

“Indonesia harus bangga. Kita ada free trade zone, free tax zone, special economic zone, KEK, yang tidak kalah dengan negara manapun di dunia. Itulah kenapa pembangunan pabrik solder ini yang pertama. Insyallah kita akan ekspansi besar-besaran dengan mitra-mitra kita dari luar negeri,” ucapnya.

Kalahkan Malaysia

Sebelumnya, Hashim menargetkan PT Stania bisa merebut pangsa pasar solder timah dari Malaysia dan India karena selama ini salah satu pemasok solder mayoritas di pasar global berasal dari kedua negara tersebut.

“Salah satu sumber solder besar di dunia itu ada dua yaitu Malaysia dan India. Target kami adalah untuk merebut pangsa pasar ini dengan sumber timah yang ada di Indonesia dengan harga lebih kompetitif. Kami yakin sangat bisa berkompetisi di pangsa pasar domestik dan luar negeri,” ujar Hashim kepada Bloomberg Technoz, Rabu (15/5/2024).

Selain itu, kata Hashim, selama ini timah di Indonesia yang diekspor ke negara seperti Taiwan, Korea Selatan, India, Amerika, Eropa dan China.

Sekadar catatan, Hashim melakukan ekspansi bisnis ke pabrik olahan timah bernama PT Solder Tin Andalan Indonesia dengan total investasi mencapai Rp400 miliar. Pabrik tersebut berlokasi di Kawasan Industri Tunas Prima Blok B1 No 03, Batu Besar, Kota Batam.

Adapun, investasi sebesar Rp400 miliar ini terbagi atas Rp100 miliar untuk fisik bangunan dan Rp300 miliar modal kerja. Perusahaan akan mempekerjakan 80 karyawan tetap dan 200 tenaga kontrak.

Berdasarkan catatan Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI), Indonesia berada di peringkat kedua dalam produksi timah global.

Posisi pertama dipegang oleh China dengan produksi timah sebanyak 175.000 ton. Di sisi lain, RI memasok sekitar 20% kebutuhan logam timah dunia.

(mfd/wdh)

No more pages