Duterte dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Februari lalu dengan tujuh dakwaan, termasuk korupsi, hasutan, serta “merencanakan pembunuhan terhadap presiden, ibu negara, dan ketua DPR,” menurut dokumen resmi pemakzulan. Duterte telah membantah semua tuduhan tersebut.
Marcos dan Duterte sebelumnya memenangkan pemilu 2022 sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden. Namun, hubungan mereka memburuk akibat perbedaan pandangan kebijakan, termasuk usulan amandemen konstitusi yang dianggap kubu Duterte sebagai upaya Marcos untuk memperpanjang masa jabatan presiden yang hanya berlaku enam tahun sekali.
Ketegangan mencapai puncaknya tahun ini setelah Marcos mengizinkan penangkapan ayah Sara, mantan Presiden Rodrigo Duterte. Sang ayah kini tengah menunggu persidangan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang narkoba berdarah yang ia luncurkan semasa menjabat.
Sara Duterte menyampaikan komentarnya dari Belanda, tempat ia mengunjungi ayahnya yang berada di sana.
(bbn)





























