Logo Bloomberg Technoz

Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia, Meutya Hafid, turut hadir dan menyampaikan apresiasinya atas inisiatif ini. Ia menyebut kehadiran Sahabat-AI sebagai tonggak penting dalam pengembangan AI nasional.

“Kita tahu China punya DeepSeek, India punya Bharat GPT, sekarang kita punya chatbot sendiri yang namanya Sahabat-AI. Kita dorong agar ini kolaboratif, jadi silakan universitas, masyarakat umum juga untuk kemudian menggunakan, karena AI memang baru akan sukses jika berjibaku untuk meramaikan," imbuh Meutya

Lebih lanjut, Meutya menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai lokal dalam pengembangan teknologi. “Pesan kami kepada Indosat dan GoTo untuk selalu menjaga adat-adat budaya Indonesia. Kita ingin adopsi teknologi di Tanah Air untuk terus memperhatikan keragaman budaya, kesantunan lokal, sehingga nantinya dari prompt, dari jawaban-jawaban chatbot-nya juga perlu mencerminkan budaya-budaya lokal yang mengedepankan gotong-royong dan keberagaman,” tambahnya.

Salah satu mahasiswa yang terlibat, Komang Ayu dari Universitas Udayana, mengungkapkan kebanggaannya bisa berkontribusi dalam proyek ini.

“Saya sangat senang karena saya ikut berkontribusi dalam labelling dataset Bahasa Bali. Saya belajar cara membuat LLM, saya juga berkesempatan memberikan review, menggunakan Sahabat-AI untuk Bahasa Bali. Menurut saya Sahabat-AI bisa menjawab dengan akurat dan cepat,” tutur Komang Ayu.

Layanan chat Sahabat-AI kini dapat diakses secara gratis melalui aplikasi GoPay di menu “Layanan Favorit Warga” atau melalui situs resmi sahabat-ai.com. Pengguna dapat berinteraksi dan mendapatkan jawaban dalam berbagai bahasa daerah, menjadikannya salah satu terobosan AI paling inklusif di Indonesia.

(tim)

No more pages