Logo Bloomberg Technoz

“PR ini muncul terutama karena pada dasarnya beras adalah barang yang tidak tahan lama. Sebaik apapun perawatan dilakukan, risiko turun mutu tidak dapat dihilangkan sama sekali karena yang disimpan barang mudah rusak.” kata Khudori kepada Bloomberg Technoz belum lama ini.

Khudori menyebut, idealnya beras hanya disimpan 4 bulan. Lebih dari 4 bulan beras harus dikeluarkan dari gudang untuk disalurkan. Agar beras tidak berpotensi turun mutu, bahkan rusak. Beras yang disimpan di gudang sebagai stok mati atau stok statis memerlukan perawatan yang terus menerus.

“Kian lama penyimpanan kian besar biaya perawatan. Ini akan membebani BULOG sebagai korporasi. Selain itu, terbuka risiko penyusutan volume dan turun mutu.” lanjutnya.

Penghentian Operasi Pasar Turut Ikut Andil 

Ia menambahkan jika stok beras bisa mencapai 4 juta ton karena Bulog sejak awal tahun digenjot menyerap gabah atau beras produksi petani. Sementara penyaluran atau penjualan dihentikan.

Sejak awal 2025 hingga kini penyaluran untuk operasi pasar Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hanya 181.173 ton. Outlet bantuan pangan beras yang sudah diputuskan akan disalurkan Januari hingga Februari 2025 pun dihentikan. Inilah yang membuat stok beras jumbo.

“Salah satu implikasinya adalah gudang Bulog yang berkapasitas 3,7 juta ton penuh dan kini sewa gudang berkapasitas 1,4 juta ton. Ini semua sisi pengeluaran yang kemudian membuat Bulog pada triwulan I-2025 merugi sebesar Rp1,4 triliun.” tambahnya

PR lainnya menurut Khudori  adalah bagaimana menyalurkan beras jumbo itu. Dengan stok 4 juta ton berarti BULOG harus bisa menyalurkan 2,8 juta ton agar stok akhir tahun 2025 tersisa 1,2 juta ton. Karena waktu penyaluran tinggal 7 bulan berarti per bulan harus tersalur 400 ribu ton beras. Ini tidak mudah. Sepanjang sejarah BULOG penyaluran, untuk operasi pasar, bantuan dan lainnya, jarang bisa mencapai 400 ribu ton/bulan.

Padahal, merujuk prediksi BMKG, kemarau tahun ini datang terlambat. Meskipun memasuki musim kemarau, yang terjadi kemarau basah. Artinya, meskipun kemarau masih akan ada hujan.

“Ini kabar baik bagi petani. Ketersediaan air di musim kemarau berpeluang tidak masalah. Produksi padi berkemungkinan lumintu dan baik hingga akhir tahun. Jika demikian, produksi berpeluang melimpah. Serapan beras operasi pasar mungkin seret.” tambahnya 

Sementara usia beras di gudang Bulog terus bertambah. Saat ini setidaknya ada ratusan ribu ton beras berusia 9-14 bulan dan puluhan ribu ton berusia lebih 14 bulan. Agar tidak turun mutu dan susut volume, bahkan rusak, beras itu perlu segera disalurkan. Karena penyaluran bulanan harus besar, sebaiknya pemerintah tidak hanya mengandalkan operasi pasar dan bantuan pangan beras yang sudah direncanakan.

Pembukaan Keran Ekspor hingga Penyaluran ke MBG Bisa Jadi Opsi

Presiden Prabowo Subianto sudah mengeluarkan Inpres No. 6/2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri Serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah, 27 Maret 2025. Di inpres itu outlet beras Bulog terbentang luas, mulai SPHP, bantuan pangan (termasuk bantuan pangan luar negeri), tanggap darurat bencana, untuk TNI/ASN/Polri dan program Makan Bergizi Gratis, dan CBP pemda. Bahkan untuk bantuan sosial.

“Agar bisa dieksekusi, regulasi ini perlu segera ditindaklanjuti lebih konkrit dalam bentuk aturan turunan oleh kementerian/lembaga. Regulasi turunan itu guna memastikan ada outlet beras BULOG dalam jumlah besar, setidaknya 2,8 juta ton. Penyaluran ini sekaligus untuk meredam, syukur-syukur bisa menurunkan, harga beras (medium dan premium) yang sudah berbulan-bulan nangkring di atas harga eceran tertinggi (HET).” kata Khudori

Boleh juga dibuka opsi ekspor, seperti ramai jadi perbincangan publik hari-hari ini. Akan tetapi, opsi ekspor sebaiknya dilakukan setelah bisa dipastikan produksi dalam negeri aman untuk memenuhi konsumsi.

Hal itu belum bisa dipastikan hari-hari ini. Perjalanan produksi 7 bulan menuju akhir tahun masih penuh dinamika. Ekspor atau tidak sebaiknya dilakukan di akhir September karena produksi sudah mencapai 80-85%.

“Terakhir, pemerintah perlu mengoreksi kebijakan dengan mengembalikan syarat kualitas pembelian gabah petani. Pembelian gabah tanpa syarat kualitas memang menolong petani, tapi membuka laku lancung yang tidak mendidik.” katanya

Implikasinya, kata Khdori rafaksi harga gabah musti diberlakukan lagi. Lalu, harga pembelian beras di Bulog dikoreksi agar menarik, setidaknya Rp13.000/kg. Terakhir, HET beras harus disesuaikan. Gabah adalah input beras. Ketika harga gabah naik tidak masuk akal harga beras tidak disesuaikan.

(ell)

No more pages