Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan rupiah menjadi yang terdalam di Asia pagi ini, disusul oleh dolar Taiwan yang tergerus 0,21%, yuan offshore 0,13%, peso 0,12%, dolar Hong Kong 0,02%.

Sementara beberapa valuta masih menguat seperti yen yang naik nilainya 0,38%, won 0,24%, dolar Singapura 0,13%.

Indeks dolar AS pagi ini sejatinya bergerak lebih lemah di kisaran 99,19. Pelemahan rupiah pagi ini ketika the greenback di pasar global sebenarnya tidak menguat, kemungkinan karena adanya lag effect libur perdagangan dua hari pada pekan lalu, ketika indeks DXY menguat 0,21%. Saat pasar RI libur pada Kamis-Jumat pekan lalu, mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS. 

Pelemahan rupiah hari ini, berlangsung ketika arus beli menekan lagi pasar saham. IHSG dibuka turun hingga kini tergerus 0,72% menyentuh 7.118. Sedangkan di pasar surat utang negara, pergerakan yield tenor pendek cenderung terpangkas di mana SUN 2Y turun 2,6 bps di level 6,228%.

Sedangkan tenor 5Y naik 0,7 bps mententuh 6,448% dan tenor 10Y turun sedikit 0,5 bps di 6,833%.

Lanskap global membuka pekan dengan ketegangan yang meningkat. Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan rencana untuk menggandakan tarif impor baja dan aluminium. Sementara itu, harga minyak melonjak sekitar 2% seiring peningkatan pasokan yang bersaing dengan risiko geopolitik yang semakin memanas.

Hari ini, Badan Pusat Statistik akan menggelar konferensi pers mengumumkan data inflasi bulan Mei serta kinerja dagang pada April.

Konsensus pasar sejauh ini memperkirakan terjadi deflasi pada bulan Mei lalu sebesar 0,14% month-on-month. Inflasi tahunan diperkirakan tercatat menurun jadi 1,87% dibanding April 1,95%. Inflasi inti diprediksi akan tetap stabil di 2,50%.

Adapun kinerja ekspor pada April diprediksi naik 5,25%, dibanding April sebesar 3,16%. Sementara impor diperkirakan naik 6,54% dari sebelumnya 5,34%.

Alhasil, pasar memperkirakan nilai surplus dagang RI pada April mengecil jadi US$ 2,85 miliar dari capaian bulan sebelumnya sebesar US$ 4,32 miliar.

Pagi ini, S&P Global merilis data aktivitas manufaktur RI pada Mei di mana angkanya masih terjebak di zona kontraksi meski ada sedikit perbaikan di angka 47,4. Pada bulan April lalu, PMI manufaktur Indonesia ambles ke level 46,7, yang menjadi level terburuk dalam lima tahun terakhir.

(rui)

No more pages