Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Serpong – Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman buka suara ihwal kabar pemanggilan perusahaan-perusahaan perdagangan (trader) minyak di Singapura untuk menjadi saksi kasus korupsi tata kelola minyak mentah di subholding PT Pertamina (Persero).

Taufik membenarkan kabar permintaan Kejaksaan Agung untuk menjadikan sederet trader minyak di Singapura sebagai saksi terkait dengan kasus korupsi senilai US$12 miliar (sekitar Rp197 triliun) tersebut.

Bagaimanapun, dia mensinyalir hal tersebut tidak berdampak pada operasional pengadaan minyak mentah KPI dari Negeri Singa.

“Kita sejalan dengan apa yang sedang [diperiksa] Kejaksaan. Kejaksaan ini ya, fidelity ya. Jadi kita juga harus sejalan dengan mereka, sehingga mungkin ada keterbatasan trader yang boleh diundang. Gitu aja,” ujarnya ditemui di sela IPA Convex di ICE BSD, Rabu (21/5/2025).

Kapal tanker minyak Qiu Chi berlabuh di dekat tangki penyimpanan Oiltanking Singapore Ltd di Singapura./Bloomberg-Munshi Ahmed

Bloomberg melaporkan pihak berwenang Indonesia dikabarkan telah menghubungi sejumlah perusahaan perdagangan yang berbasis di Singapura untuk meminta kerja sama mereka dalam penyelidikan korupsi tata kelola minyak mentah.

Para trader minyak tersebut menerima pemberitahuan awal bulan ini, yang meminta mereka untuk membantu Kejaksaan Agung RI dengan menjawab pertanyaan tentang tata kelola secara keseluruhan dan transaksi masa lalu, menurut beberapa orang yang dikirimi atau melihat undangan tersebut.

Mereka meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum. Komunikasi sebelumnya telah berupaya untuk mengundang para trader tersebut ke Jakarta.

Namun, orang-orang tersebut mengatakan bahwa surat terakhir, yang dikirim dari alamat pos-el milik Pertamina, menyebutkan bahwa wawancara akan dilakukan di Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura, tanpa mengonfirmasi tanggal.

Tidak ada indikasi bahwa mereka yang dipanggil untuk membantu penyelidikan telah dituduh melakukan kesalahan apa pun.

Pihak berwenang Indonesia menangkap para eksekutif dari anak perusahaan Pertamina pada Februari atas tuduhan bahwa mereka mendorong kilang minyak untuk mengimpor minyak mentah dan produk minyak yang diberi harga tinggi dari luar negeri, yang menyebabkan kerugian negara.

Lebih banyak eksekutif Pertamina, termasuk Nicke Widyawati, mantan direktur utama perseroan, telah diperiksa dalam penyelidikan yang makin luas.

Presiden Prabowo Subianto telah berupaya memperkuat cengkeramannya pada perusahaan-perusahaan milik negara Indonesia sejak menjabat tahun lalu.

Perusahaan-perusahaan ini — termasuk Pertamina — telah dikonsolidasikan ke dalam dana investasi baru, Danantara, yang melapor langsung kepadanya.

Tak lama setelah pelantikannya tahun lalu, Prabowo juga mengangkat seorang anggota senior partai politiknya untuk menduduki jabatan puncak di Pertamina.

Kantor Kejaksaan Agung di Jakarta mengonfirmasi beberapa perusahaan yang berbasis di Singapura telah dipanggil, tetapi mengatakan belum ada wawancara yang dilakukan.

“Melalui atase dan penyidik ​​kami, kami mencoba membangun kembali komunikasi dengan beberapa perusahaan minyak Singapura untuk mendukung penyelidikan Pertamina. Kami telah mengundang mereka lagi ke Jakarta,” kata juru bicara Harli Siregar melalui telepon.

“Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah menghubungi mereka secara langsung di Singapura,” katanya. “Namun, itu masih menjadi opsi untuk saat ini.”

CPIB Singapura mengatakan tidak dapat mengomentari apakah ada individu atau entitas yang terlibat dalam penyelidikan korupsi.

Seorang juru bicara Pertamina mengatakan perusahaan induk tidak terlibat dalam permintaan tersebut dan menolak berkomentar lebih lanjut.

Singapura bukanlah produsen minyak, tetapi negara-kota ini merupakan pusat perdagangan komoditas terpenting di Asia, yang menampung komunitas besar pemasar, pengirim, dan pemodal.

Selain itu, negara ini memiliki jaringan tangki penyimpanan darat yang luas yang membantu penyimpanan dan distribusi segala sesuatu mulai dari bensin hingga solar di seluruh wilayah.

Indonesia bergantung pada impor energi, dan perusahaan-perusahaan yang berbasis di Singapura merupakan peserta tetap dalam tender pembelian bensin dan minyak mentah yang dilakukan oleh Pertamina.

(wdh)

No more pages