Logo Bloomberg Technoz

Dia pernah mengenyam pendidikan di University of California, San Francisco Foundation. Sebagai anak laki-laki satu-satunya, Robert meneruskan bisnis ayahnya dan mengembangkannya lebih luas.

Mengutip dari beberapa sumber, profil Robert Bonosusatya tak hanya berbisnis tambang. Pada 2019, dia tercatat menjadi komisaris utama PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), perusahaan operator jalan tol yang didirikan Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto, putri penguasa orde baru, Soeharto. 

Robert juga tercatat memiliki beberapa perusahaan antara lain pernah menjadi pemegang saham dan komisaris di PT Sentra Karya Duta Usaha, PT Graha Sentra Niaga, Prima Multi Trada, dan PT Cipta Karya Dinamika pada 2012.

Pada 2013, Robert tercatat sebagai pemegang saham PT Hamparan Berkah Daya Lestari. Sedangkan pada 2014 pernah menjadi Komisaris PT Prima Energi Utama. Robert juga pernah menjadi pemegang saham dan Direktur PT Robust Buana Tunggal pada 2015. Kemudian menduduki jabatan sebagai pemegang saham dan Direktur Utama PT Energi Sembilan Perkasa pada 2017. 

Dia juga tercatat sebagai pemegang saham dan PT Synthesis Karya Pratama, pengembang Plaza Semanggi. Dia juga memiliki bisnis properti, salah satunya Hotel Butik The Gunawarman yang ada di Jalan Senopati, Kebayoran, Jakarta Selatan. 

Robert juga disebut pernah menjabat Komisaris Utama PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk, yang bergerak di bisnis percetakan dan dokumen keamanan. Jasuindo pernah menang proyek pencetakan BPKB, STNK, dan SIM di Korlantas Polri.

Deretan kasus menyeret Robert

Jauh sebelum kasus gratifikasi kepada Bupati Kutai Kartanegara hingga korupsi di PT Timah Tbk, sosok Robert banyak dikaitkan kasus yang menyeret petinggi Polri. Mengutip berbagai sumber, nama Robert mencuat pertama kali saat Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan mengikuti uji kelayakan calon Kapolri pada 14 Januari 2015. Saat itu, dokumen hasil pemeriksaan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri menunjukkan transaksi ganjil sebesar Rp57 miliar yang ada di rekening Budi. 

Dalam kasus tersebut, Robert mengaku sebagai teman lama Budi -- saat ini menjabat Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan. Tapi, dia tak menyebutkan bagaimana mereka awal mulanya berjumpa. Robert disebut bertindak sebagai penjamin pinjaman yang disalurkan oleh Pacific Blue International Limited untuk putra Budi Gunawan yakni Muhammad Herviano pada 6 Juli 2005. Herviano menerima kucuran kredit sebesar Rp57 miliar.

Sekian lama menghilang, nama Robert Priantono Bonosusatya kembali muncul ketika dia mengakui bahwa PT Jasuindo menang tender di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. 

Bukti keterlibatan Robert dan PT Jasuindo dalam proyek Korlantas Polri dikuatkan oleh fasilitas bank penjamin seperti yang tertuang dalam laporan keuangan milik PT Jasuindo per 31 Desember 2013. Laporan keuangan itu ditandatangani langsung oleh Robert sebagai komisaris utama. 

Sebelum kasus Timah, Robert Bonosusatya juga sempat jadi pembicaraan di tengah polemik eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang menembak ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Saat itu, salah satu anak buah Sambo, Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan disebut menemui keluarga Nofriansyah di Jambi dengan menggunakan jet pribadi Robert.

Informasi ini dilontarkan Indonesia Police Watch (IPW) yang menuduh kedekatan Robert dan petinggi polisi berkaitan dengan mafia judi online. 

(mfd/frg)

No more pages