Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan sejumlah informasi, biaya memperoleh izin pendakian Gunung Everest mencapai US$11 ribu atau setara Rp164 juta bagi turis asing. Pada tahun ini, pendapatan negara dari wisata di gunung tersebut telah menyumbang hingga US$5 juta atau setara Rp74,7 miliar. Pemerintah Nepal pun menolak menetapkan pembatasan jumlah izin kepada pendaki.

Seorang blogger pendaki gunung, Alan Arnette mengatakan, Gunung Everest memang memikat banyak pendaki dari seluruh dunia. Pendaki Gunung Everest pada 2011 tersebut mengatakan, tak ada satu orang pun di Nepal yang akan melarang turis mendaki karena telah membayar biaya izin. Operator pendakian dan pihak berwenang tidak mengambil langkah-langkah keamanan yang signifikan yang justru berpotensi mengurangi pendapatan. "Ini adalah keputusan bisnis yang murni dan sederhana," kata Arnette.

Dalam wawancara via telepon dengan Bloomberg News, Khatiwada mengatakan, Pemerintah Nepal menganggap serius adanya korban jiwa dalam pendakian Gunung Everest. Pemerintah pun telah mewajibkan sejumlah syarat sepertin batas usia minimal yaitu 16 tahun. Pendaki pun harus menyerahkan surat keterangan dokter yang berisi keterangan sehat secara medis.

"Angka kematian cukup tinggi musim ini karena iklim saat ini dan perubahan iklim," ujar dia. "Tidak ada alasan lain. Kami berusaha sebaik mungkin mengurangi risikonya. Tetapi mendaki gunung itu sendiri berisiko."

Nepal, yang merupakan salah satu negara paling miskin di Asia, mendapatkan manfaat dari ledakan pariwisata pendakian gunung. Sebagian didorong oleh meningkatnya kekayaan negara-negara tetangga, termasuk India dan China.

Sementara Gunung Everest, yang tingginya sekitar 8.849 meter (29.032 kaki), sebenarnya juga bisa diakses melalui China. Akan tetapi pendaki pada rute ini harus mendaki hingga 8.000 meter terlebih dahulu. Hal ini membuat banyak pendaki lebih banyak ke Nepal.

Banyak operator lokal baru dibuka dalam beberapa tahun terakhir untuk memenuhi lonjakan permintaan. Namun, pemandu mereka terkadang tak punya keahlian yang memadai untuk menemukan risiko kecil yang dapat dengan cepat menjadi fatal di ketinggian, kata Arnette.

(Sumber: Bloomberg)

"Akan ditemukan beberapa pendaki yang tak berpengalaman dengan pemandu yang tak memenuhi syarat," kata dia. "Berada di ketinggian itu dan dalam kondisi fisik yang tidak siap, tuntutannya tidak dapat diprediksi. Akibatnya, kita tidak akan tahu apa yang kita tidak tahu."

Pendaki di Everest yang semakin tua juga meningkatkan risiko kematian. Usia rata-rata pendaki gunung yang mencoba mendaki Everest sekarang adalah 42 tahun. Usia ini semakin tua dibandingkan pada tahun 1982 yang rata-rata kala itu berusia 34 tahun.

Masalah keamanan yang berulang sejauh ini tak banyak membantu mengurangi permintaan. Sebuah foto viral pada tahun 2019 yang menunjukkan pendaki terjebak berjam-jam di puncak sangat mengejutkan dunia. Namun bagi banyak orang, mencapai puncak Everest masih merupakan prestasi tertinggi ketahanan manusia.

(bbn)

No more pages