Berdasarkan laporan keuangan per September 2024, catatkan penurunan total pendapatan menjadi Rp69,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya Rp100,12 miliar.
Adapun rincian pendapatan TGUK berasal dari total penjualan minuman turun 46,3% jadi Rp64,73 miliar yang sebelumnya Rp120,7 miliar. Kemudian, penjualan makanan turun 57% jadi Rp5,07 miliar sebelumnya Rp11,8 miliar pada tahun 2023.
Seiring menurunnya penjualan, beban pokok perusahaan hingga September 2024 turun 42,3% jadi Rp35,13 miliar, sehingga total laba kotor perusahaan sebesar Rp34,6 miliar turun 51,6% dibandingkan tahun buku 2023 sebesar Rp71,6 miliar.
Akibat anjloknya laba, TGUK mencatatkan kerugian sampai dengan akhir September 2024 sebesar Rp20,2 miliar yang padahal baru mencatatkan keuntungan sebelumnya sebesar Rp4,07 miliar.
Total aset perusahaan TGUK mengalami penyusutan 2,52% menjadi Rp195,58 miliar hingga akhir kuartal III-2024. Sedangkan total hutang perusahaan bertambah 64,7% pada periode yang sama menjadi Rp38,54 miliar serta ekuitas turun 11,4% secara tahunan Rp157 miliar.
(wep)





























