Logo Bloomberg Technoz

Menurut dia, kondisi ini terjadi bersamaan dengan proses negosiasi antara Indonesia dan AS yang sedang berlangsung. Sehingga, kata Telisa, pemerintah akan berhati-hati menganalisis datanya supaya tidak mengganggu negosiasi.

"Tapi di sisi lain ada investor yang harus kita jaga terkait kepercayaan terhadap publikasi data ekonomi," jelasnya.

Telisa berpendapat, penundaan tersebut kemungkinan karena masih kurangnya data yang akan diumumkan BPS.

"Mungkin terpengaruh libur panjang kemarin ya, jadi agak tertunda beberapa data," kata Telisa

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang menilai ekspor dan impor merupakan data yang strategis untuk mengetahui kondisi arah ekonomi global dan China yang merupakan salah satu mitra terbesar Tanah Air.

Selain itu, data ekspor dan impor juga bisa digunakan untuk mengetahui arah dukungan ke rupiah dan instrumen devisa hasil ekspor (DHE) ke depannya, khususnya dari surplus neraca perdagangan.

"[Untuk mengetahui] bagaimana arah ekonomi global dan China karena China mitra terbesar dan ekspor kontribusi sekitar 10% hingga 30% ke Produk Domestik Bruto [PDB]," ujar Hosianna kepada Bloomberg Technoz, Kamis (15/5/2025).

Sebelumnya, BPS mengatakan tidak lagi merilis angka sementara perkembangan ekspor dan impor yang biasanya dirilis setiap tengah bulan.

Dalam hal ini, BPS akan merilis angka tetap perkembangan ekspor dan impor di setiap awal bulan atau bersamaan dengan rilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK). Dengan demikian, perkembangan ekspor dan impor per April akan disampaikan pada 2 Juni 2025.

"Dalam rangka meningkatkan kualitas data, BPS akan merilis angka tetap perkembangan ekspor dan impor di setiap awal bulan," sebagaimana dikutip melalui situs resmi BPS, dikutip Kamis (15/5/2025).

"Sebagai bentuk komitmen BPS untuk menghadirkan data yang berkualitas, BPS tidak lagi merilis angka sementara perkembangan ekspor impor yang biasanya dikeluarkan setiap tengah bulan."

(dov/lav)

No more pages