PDB Kuartal I-2025
Kontribusi Tambang Drop, Hilirisasi Belum Bisa Jadi Motor Ekonomi
Mis Fransiska Dewi
06 May 2025 13:30

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan ekonom berpendapat pertumbuhan negatif atau kontraksi yang terjadi di sektor pertambangan pada kuartal I-2025 merefleksikan program hilirisasi yang digaungkan pemerintah belum mampu mengatrol kinerja sektor andalan RI tersebut.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan kontraksi sektor pertambangan dan penggalian menjadi sinyal bahwa bonanza komoditas ekstraktif, termasuk produk hilirisasi, sudah berakhir.
Menurutnya, saat ini merupakan masa normalisasi harga komoditas tambang—termasuk nikel — kembali ke trayek saat pandemi Covid-19 pada 2020.
“Sektor tambang dan hilirisasi sulit dijadikan motor pertumbuhan ekonomi karena sifatnya padat modal. Tidak banyak merekrut tenaga kerja karena sifatnya masih barang setengah jadi,” kata Bhima saat dihubungi, Selasa (6/5/2025).

Bhima mencontohkan bijih nikel diolah hanya sampai feronikel kemudian di ekspor ke China. Dengan demikian, pihak yang mendapat manfaat ekonomi dari hilirisasi setengah jadi adalah Negeri Panda.