Di tengah tekanan pendapatan, perusahaan hanya mampu memangkas beban pokok sebesar 4,9% yoy menjadi US$271,28 juta. Hal ini membuat laba bruto terpangkas hingga 46,41% yoy menjadi US$110,44 juta.
Laba usaha ADRO juga tergerus 52,27% yoy menjadi US$76,52 juta, sementara laba sebelum pajak turun 37,74% menjadi US$105,89 juta.
Setelah memperhitungkan beban pajak sebesar US$18,58 juta, laba periode berjalan tercatat US$87,31 juta, turun drastis dibandingkan US$426,11 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar US$76,7 juta, menurun 79,51% yoy dari US$374,35 juta pada kuartal I-2024.
Dari sisi neraca, ekuitas ADRO per 31 Maret 2025 tercatat sebesar US$5,23 miliar, turun 2,61% dibandingkan posisi akhir Desember 2024 yang mencapai US$5,37 miliar.
Total liabilitas berhasil ditekan 9,02% secara year-to-date menjadi US$1,21 miliar.
Sementara itu, total aset perusahaan per akhir Maret 2025 tercatat sebesar US$6,43 miliar atau menyusut 4,03% dari akhir tahun lalu.
Kas dan setara kas ADRO juga turun 16,31% menjadi US$1,18 miliar, dari sebelumnya US$1,41 miliar per 31 Desember 2024.
(dhf)